Petani Beralih Jadi Perajin Batu Bata
Dampak Kekeringan Mulai Terasa PABEDILAN - Dampak musim kemarau sudah sangat terasa di sejumlah wilayah di Kabupaten Cirebon. Bahkan karena sulitnya mendapatkan air, petani terpaksa beralih profesi menjadi perajin batu bata. Seperti petani yang ada di Kecamatan Pabedilan dan Losari. Para petani di dua wilayah tersebut banyak beralih profesi sebagai perajin batu bata saat musim kemarau datang seperti sekarang. Salah satu petani Pabedilan, Enjang mengatakan, dirinya beralih profesi sebagai perajin batu bata lantaran faktor kemarau. Enjang mengaku saat ini kesulitan untuk mengairi sawahnya. “Mau nyawah juga ya sekarang sih sudah enggak ada airnya. Daripada nganggur saya enggak makan, ya bikin bata saja. Lumayan bisa untuk makan setiap hari,” katanya kepada Radar, Minggu (21/6). Menurut Enjang, dirinya sudah hampir setengah bulan beralih profesi menjadi perajin batu bata. Cara membuatnya terbilang mudah. Untuk bikin bata ini Enjang butuh waktu satu sampai tiga hari. “Kita ambil tanahnya dari Cisanggarung, terus kita tumbuk dulu tanahnya dengan air sungai. Lalu setelah itu kita cetak bata, terus kita panasinnya dengan kayu bakar,” ujarnya. Enjang pun memasarkan batu bata di beberapa wilayah Cirebon dan Brebes. Kadang menurutnya, ada pembeli yang datang langsung ke lokasi pembuatan batu batanya. “Begitu bata sudah jadi, itu ya enggak sampai dua atau tiga hari habis,” bebernya. Hal yang sama dilakukan Rowi. Ia mengaku setiap tahun saat memasuki musim kemarau sering berganti profesi sebagai perajin batu bata. Tapi saat musim hujan, Rowi menanam sawah. “Dan itu sudah tahunan, selalu gentian. Ya kalau musim kemarau saya menanam di sawah, sama saja saya bunuh diri. Di sawah saya kan itu mengandalkan air hujan, jadi kalau sudah nggak hujan ya tanaman pada mati,” katanya. (den)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: