Piala Kemerdekaan Transparansi Penuh
Diikuti 18 Klub, Menpora Ajak Jihad Lawan Mafia Bola JAKARTA - Pertaruhan besar dijalani Tim Transisi dalam mempersiapkan Piala Kemerdekaan 2015. Event tersebut menjadi event pertama mereka sekaligus pilot project turnamen berikutnya. Selain itu, ajang tersebut menjadi pemecah kebuntuan dalam masa sepinya kompetisi sepak bola nasional. Tim Transisi sejak lama menginginkan adanya transparansi dalam pergelaran dan tata kelola sepak bola Indonesia. Untuk itu, dalam menggelar Piala Kemerdekaan ini mereka sudah meminta klub peserta untuk menanda tangani pakta integritas kepada sebagai wujud niat klub untuk ambil bagian. \"Ini bagus demi sepak bola Indonesia yang lebih baik,\" kata Zuhairi Misrawi, salah satu anggota Tim Transisi setelah berakhirnya Workshop Piala Kemerdekaan kemarin siang (3/7). Menurutnya, situasi yang ada sekarang cukup positif buat Tim Transisi dan juga klub peserta. Dalam kesempatan tersebut hadir pula, Menpora, Imam Nahrawi yang dengan tegas mengajak klub peserta untuk berjihad melawan mafia sepak bola di Indonesia. \"Bapak-bapak sekalian mari silahkan berdiri dibelakang saya, mari berjihad melawan mafia bola,\" ucap Imam diikuti riuh tepuk tangan hadirin. Keinginan pemerintah untuk berperan dalam mereformasi sepak bola Indonesia memang sudah beberapa kali dilakukan. Yang pertama adalah saat dibentuknya Tim 9 Kemenpora untuk mengusut adanya problem di tubuh sepak bola Indonesia. Kendati tidak membuahkan hasil, tetapi akhirnya mereka memunculkan fakta adanya kasus, seperti matchfixing misalnya. \"Terima kasih atas kerjasama semuanya, bersama kita songsong sepak bola Indonesia yang lebih baik. Negara sudah hadir untuk reformasi sepak bola kita,\" tegas pria asal Jawa Timur itu. Sebagaimana yang diberitakan Jawa Pos (Grup Radar Cirebon) sebelumnya, kick off Piala Kemerdekaan sendiri dipastikan mundur lagi. Sebelumnya, kick off direncanakan pada 24 Juli 2015, tetapi karena alasan persiapan yang minim dan terlalu mepet dengan Hari Raya Idul Fitri membuat Tim Transisi dan klub akhirnya memutuskan untuk memundurkan start kompetisi. \"Ini kami putuskan berdasarkan masukan dari teman-teman klub saat workshop tadi,\" ujar Tommy Kurniawan, Ketua Pokja Kompetisi Tim Transisi. Tommy mengungkapkan bahwa pihaknya juga menggandeng KPK dan PPATK untuk mengawal turnamen ini tetap transparan. Salah satu wujudnya adalah manajemen klub, dan pelatih harus menyerahkan nomor ponsel pribadi mereka kepada KPK. \"Harapannya agar semangat transparansi tetap terjaga, kami minta teman-teman klub menyerahkan nomor ponselnya,\" sebut pria yang sempat tenar menjadi artis itu. Berkaitan dengan klub peserta, sampai saat ini ada 18 klub (selengkapnya baca grafis) yang sudah konfirmasi dan masuk dalam drawing grup. Tetapi, peluang adanya klub lain untuk bergabung juga masih terbuka lebar. Rencananya, Senin (6/7) mendatang menjadi deadline buat klub untuk memastikan keikutsertaannya. Informasi yang beredar, sejumlah klub ISL sudah menunjukkan geliat untuk ambil bagian dalam turnamen yang berhadiah Rp500 juta tersebut. \"Sekitar tiga klub ISL sudah menghubungi kami, saat ini belum bisa saya sebutkan siapa saja, kita tunggu Senin besok,\" tegas Tommy. Di sisi lain, Frans Sinatra Huwae, pelatih Martapura FC ditempat yang sama menyatakan belum mengkonfirmasi keikutsertaan mereka di Piala Kemerdekaan 2015. Dia menyebutkan bahwa pihaknya perlu diskusi lagi dengan manajemen. \"Di manajemen kami punya suara bersama, akan kami putuskan setelah say diskusi dengan mereka,\" kata pelatih yang juga mantan pesepak bola nasional itu. (nap)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: