Diduga Ada Peran Orang Dalam

Diduga Ada Peran Orang Dalam

Keluarga soal Perampokan Bos Beras di Desa Suci, Mundu CIREBON- Muncul keganjilan dalam kasus perampokan yang menimpa H Pandi (60), bos beras asal Desa Suci, Kecamatan Mundu. Hal ini diungkapkan anak korban, Nunung, yang ditemui Radar di rumah orang tuanya kemarin. Menurut Nunung, sejumlah keganjilan di antaranya adalah para perampok yang tahu bahwa saat itu ayahnya menyimpan uang dalam jumlah banyak. Padahal tidak biasanya ayahnya menyimpan uang dalam jumlah banyak. Uang tersebut baru diambil dari bank pada Jumat (3/7). “Bapak ini kan beli juga beras dan gabah kering dari orang, biasanya gak nyimpen uang sebanyak itu,” ujarnya. Selain itu, para pelaku yang sepertinya sudah tahu lokasi penyimpanan uang. Karena tanpa bertanya langsung merusak dua tempat yakni meja kerja dan sebuah lemari yang terletak di dapur dekat kamar utama. “Begitu masuk yang diacak-acak dua tempat itu,” ungkap Nunung. Lebih jauh Nunung mengatakan, orang tuanya mengenali dua dari enam pelaku yang mendatangi rumahnya. Dua orang pria tersebut mempunyai ciri-ciri yang satu tinggi kurus dan satunya pendek gemuk dan berkulit hitam. “Orang tua saya hafal. Kalau misalkan ketemu lagi sama orangnya gak mungkin lupa,” tuturnya. Terpisah, anak korban yang dipukul para pelaku menggunakan linggis, Yuyun (30) sudah berangsur membaik. Korban sampai saat ini masih dirawat di RS Putra Bahagia Cirebon. Untuk lukanya sendiri setelah dilakukan CT-scan tidak sampai mengakibatkan pendarahan. Sementara Kapolres Cirebon Kota AKBP H Eko Sulistyo Basuki SIK SH MH melalui Kapolsek Mundu AKP Dely Rohendi mengatakan pihaknya baru memeriksa tiga saksi, salah satunya korban H Pandi. Menurut kapolsek, pihaknya hingga kini masih melakukan pendalaman dan penyelidikan. Diberitakan sebelumnya, Pandi kedatangan lima orang laki-laki pada hari Minggu (5/7) sekitar pukul 18.00. mereka ternyata pelaku perampokan. Uang tunai Rp560 juta pun raib. Aksi ini super cepat. Hanya sekitar 5 menit. Warga yang berusaha memberikan pertolongan pun sudah tak bisa. Para pelaku keburu kabur. Dari empat pelaku yang beraksi, salah satunya langsung menodongkan senjata api (senpi) ke Pandi, sedangkan tiga lainnya mengancam istri Pandi, Tari. Para pelaku mengancam akan melukai keduanya jika tak menunjukan lokasi penyimpanan uang. Pandi pasrah. Apalagi dia  tak melihat karyawannya. Penjaga malam (keamanan) pun belum datang ke rumah yang juga dijadikan kantor dan gudang beras itu. Para pelaku pun langsung beraksi dan mengacak-acak ruang kerja korban. Saat bersamaan, anak korban Yuyun (30) keluar dari kamar karena mendengar suara gaduh di luar kamar. Yuyun pun sontak menjerit tatkala melihat banyak orang asing di dalam kantor milik ayahnya tersebut. Para pelaku yang tidak ingin aksinya dipergoki warga, langsung melumpuhkan Yuyun dengan cara dipukul menggunakan linggis. Korban pun ambruk dengan luka parah di kepala bagian belakang. Melihat korbannya sudah tak berdaya, para pelaku melanjutkan aksinya mengacak-acak seisi rumah hingga akhirnya kabur. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: