Miras Campur Odol, 7 Tewas
Lainnya Masih Dirawat di RS, Korban Tewas Bisa Bertambah CIREBON- Miras oplosan yang dikhawatirkan marak saat Lebaran benar-benar memakan korban jiwa. Sedikitnya 7 warga dari dua desa di Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, meregang nyawa. Belasan lainnya masih dirawat di tiga rumah sakit, kemarin (19/7). Para korban tewas yang masih usia remaja tersebut sebelumnya menggelar pesta miras di sejumlah tempat di dua desa yakni Desa Ujung Gebang dan Desa Luwung Kencana. Pesta miras disebut-sebut berlangsung sejak hari Lebaran Jumat (17/7) hingga Sabtu (18/7). Lebih dari lima kelompok menggelar pesta miras. Para korban pun berjatuhan dari mulai hari Sabtu. Mereka rata-rata mengeluhkan tubuh terasa panas, kepala pusing, dan perut mulas. Banyaknya remaja yang mengonsumsi miras tersebut, diyakini jumlah korban akan terus bertambah. Apalagi hingga tadi malam masih banyak korban kritis yang tersebar di tiga rumah sakit yakni RS Mitra Plumbon, RSUD Arjawinangun dan RS Sumber Waras. Salah seorang warga Desa Ujung Gebang yang dihubungi Radar, Kurtubi, mengatakan jumlah korban tewas masih simpang siur. Di desanya, kata Kurtubi, kurang lebih 7 meregang nyawa dan di Desa Luwung Kencana 2 orang meninggal. “Yang minum banyak, tidak hanya dari dua desa, kemungkinan masih ada korban lagi,”ujarnya kepada Radar. Sementara itu, sejumlah korban yang selamat mengaku tidak mencampurkan apapun ke dalam miras yang mereka beli dari dua pedagang di Desa Ujung Gebang. Dugaan sementara miras tersebut dibuat sendiri oleh pedagang dengan racikan dan dosis yang tak diketahui kadarnya. Salah satu korban selamat, AS (16), mengatakan miras tersebut ia beli dalam kemasan botol air mineral dan berwarna bening. Ia pun tidak mencampurkan apapun ke dalam miras tersebut. Ia mengaku menenggak miras itu bersama empat orang lainnya di salah satu rumah di Desa Luwung Kencana. Dari lima orang tersebut, dua orang kemudian tewas. “Saya gak nyampur apapun ke dalam minumannya. Baru kerasa besoknya, pusingnya gak ilang-ilang dan perutnya sakit sekali,” ujarnya saat ditemui Radar di RSUD Arjawinangun. Korban lainnya, AG, mengaku bersama rekannya mencampurkan obat-obatan apotek ke dalam minuman tersebut untuk menambah kadar mabuk dalam minuman yang dibeli secara patungan itu. “Dicampur odol sama dekstro,” tuturnya. Sementara itu, Rasnali (46), orang tua salah satu korban yang ditemui di IGD RSUD Arjawinangun mengaku kebingungan mencari biaya untuk pengobatan anaknya. Pasalnya setelah diurus ke rumah sakit, untuk kasus over dosis tidak bisa dicover dengan BPJS. “Sekarang keluarga bingung dengan biaya perawatan, tapi untungnya kondisi anak sudah agak membaik,” tuturnya. (dri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: