Akui Banyak Titipan, tapi Tak Terima Uang

Akui Banyak Titipan, tapi Tak Terima Uang

KETUA PPDB Kota Cirebon, Abdul Haris, mengungkapkan, membeludaknya siswa di hampir semua sekolah pada PPDB tahun ini memang tidak bisa dibendung. “PPDB ini memang sulit diperbaiki sampai kapan pun. Bahkan dari tahun ke tahun terjadi seperti ini,” terang Abdul Haris, kemarin. Dia menduga ini terjadi karena animo masyarakat yang ingin masuk di sekolah favorit di Kota Cirebon. “Banyak yang sekolah di sekolah ngetop, akhirnya melebihi kuota. Ya kami akui, banyak titipan yang masuk. Tapi, titipan itu bukan dari disdik. Nah titip menitip itu gak tahu tuh lewat cara apa. Karena saya tidak menerima uang,” tandas Haris. Dia mengaku tidak ada aturan bahwa over kuota itu menyalahi aturan. “Untuk urusan menyalahi aturan atau tidak, bukan urusan saya. Karena itu urusan pimpinan. Siapa lagi kalau bukan pak walikota dan kepala dinas pendidikan,” ungkapnya. Over kuota siswa baru, masih kata Haris, memungkinkan ada kelas pagi dan siang. Idealnya, tambahnya, secara standar nasional untuk sekolah SMP dan SMK negeri di Kota Cirebon saru rombel 36 siswa. Sedangkan untuk tingkat SMA negeri standarnya 40 siswa. Sementara untuk ruang belajar luasnya 9x7 meter. “Kita juga tidak menampik bahwa akan terjadi pembengkakan dalam rombel yang mengakibatkan menganggu kondusivitas proses pembelajaran,” imbuhnya. Ditambahkan, dari hasil sidak baru ada empat sekolah yang diketahui over kuota, yakni SMAN 1 Cirebo, SMPN 5 Cirebon, SMAN 2 Cirebon dan SMKN Cirebon. “Sisanya nanti akan kita kontrol lagi,” katanya. Sementara Kepala Disdik Wahyo MPd saat disinggung mengenai over kuota di setiap sekolah, justru membalikkan pertanyaan itu kepada wartawan. “Kenapa bisa begitu ya,” ujar Wahyo. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: