Kades Aniaya Buruh Pasar
Pelaku Pemukulan Akui Sudah Islah KUNINGAN - Ikin Sodikin (35), warga Dusun Cirandeg RT 04/04 Desa Cihaur Kecamatan Ciawigebang berharap, kasus penganiayaan yang menimpanya segera diproses oleh pihak kepolisian. Sebab, dia ingin penganiayaan yang dilakukan oleh Kades Ciputat, Idris, itu kelar hingga tidak mengganggu kehidupannya. Laporan penganiayaan sudah dilaporkannya sejak tanggal 8 Juni ke Mapolres Kuningan. Namun hingga saat ini dia belum mendapat kabar selanjutnya. “Kasus penganiayaan kepada saya sendiri terjadi pada tanggal 29 Mei pukul enam pagi di Pasar Ciputat. Kasus ini bermula pada hari Kamis sore pukul lima pagi, saya memindahkan gerobak kaset VCD milik kades,” ucap Ikin memulai cerita ketika berkunjung ke Kantor Biro Radar Kuningan, kemarin sore (2/8). Alasan memidahkan gerobak karena akan membongkar barang. Dia sendiri bekerja di Toko H Meri. Entah karena sibuk atau kecapean, Ikin lupa memindahkan kembali gerobak itu ke tempat semula. Dia baru sadar ketika pagi hari pukul 06.00 ketika akan bekerja. Pada saat itu gerobak masih di pinggiri, belum ada yang memindahkan. Ketika berniat akan memindahkan, ada yang bertanya kepada dia, siapa yang memindahkan gerobak itu. Ikin pun langsung mejawab, dirinya. Pada saat itu terlihat ada Kades Ciputat, Idris. Ternyata, tanpa disangka-sangka, Idris melayangkan bogem mentah ke wajah Ikin berulangkali. Idris yang memakai batu akik, membuat bagian pelipis Ikin benjol, dan bagian bibir berdarah. Pukulan Idris, kata dia, tidak berhenti. Idris terus dihujani pukulan meski sudah meminta maaf. Pada saat itu tidak ada satu orang pun yang melerai. Padahal saat kejadian, banyak orang yang melihatnya. Saking tidak kuat menahan pukulan, Ikin jatuh ke lantai pasar. Usai kejadian tersebut, Ikin tidak tinggal diam. Dengan pelipis benjol dan bibir berdarah, dia memaksakan ke puskesmas untuk melakukan visum. Usai divisum, dia pun mulai bekerja meski dengan kepala pening. Padahal, pemilik toko menginzinkannya pulang ke rumah. Tapi, lama-kelamaan dia pun memutuskan untuk tidak melanjutkan pekerjaan hari itu karena kondisi badannya terasa sakit semua. “Saya melaporkan ke pihak kepolisian karena ingin menuntut keadilan. Saya merasa dipermalukan di depan umum. Saya masih punya harga diri meski saya hanya kuli di pasar,” ucap ayah dua anak ini. “Saya kan sudah meminta maaf, tapi tetap saja dihajar. Kalau saya benar, pasti akan membela diri. Saya harap pihak kepolisian memproses laporan saya agar saya tenang ada mendapat kepastian hukum,” ucap dia sambil menunjukkan bukti laporan ke kepolisian. Sementara itu, kunjungan Ikin ke Radar, didampingi oleh kakaknya, Hendri. Pria yang bekerja di pulau Sumatera itu tidak terima dengan perlakukan Idris kepada adiknya. “Saya baru tahu, ternyata kejadiannya cukup lama. Kebetulan saya pulang ke kampung. Melihat adik dipukulin, saya tidak terima. Ini harus ditempuh lewat jalur hukum. Saya ingin Pak Idris dihukum sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku. Hal ini supaya menjadi pembelajaran semua orang,” ucapnya dengan nada tegas. Terpisah, Kades Ciputat, Idris yang dikonfirmasi Radar mengakui ada kasus dengan Ikin. Namun, kasus itu dianggap sudah islah karena sudah ada pertemuan dengan Ikin yang didampingi Yusuf, dari pihak keluarga Ikin. Bahkan, ada dari pihak saksi dan pengelola pasar. “Sebenarnya sudah islah dan ada pertemuan. Tapi ternyata ada dugaan pihak ketiga yang tidak senang kepada saya, dan memaksa Ikin untuk melapor ke polisi,” jelas dia. Idris menerangkan, pada saat kejadian, dia khilaf melakukan pemukulan. Kata dia, ada tiga hal yang memicu emosi saat itu. Yakni Ikin yang salah memindahkan gerobak, tidak melakukan permisi, dan seolah Ikin akan menjebak dirinya dengan memindahkan gerobak. Pada saat itu, lanjut dia, tengah ramai ada penertiban PKL. Kalau gerobak disimpan di tempat yang melanggar, tentu akan ditindak. Yang memalukan lagi, gerobak itu adalah milik seorang kades. “Pokoknya ada sebab ada akibat. Saya akui khilaf dan saya bertangung jawab. Makanya saya dan Ikin melakukan pertemuan untuk islah,” ucap dia. Idris mengakui, pasca laporan Ikin, ada panggilan dari pihak kepolisian. Kemudian, setiap hari Senin dan Kamis pagi dia harus selalu melapor. Dia mengatakan, pada hari Rabu (5/8) rencananya akan ada pertemuan dengan pihak Ikin untuk membahas masalah ini. Pihaknya berharap kasus ini selesai dengan cara kekeluargaan dan laporannya dicabut. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: