Disperindag dan Dislakan Pantau Harga Garam
MUNDU - Anjloknya harga hingga menyentuh angka Rp200 per kilogramnya, membuat para petani garam di Kabupaten Cirebon mulai resah. Karena itu Bupati Drs H Sunjaya Purwadisastra MM menginstruksikan Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Kelautan dan Perikanan untuk turun langsung dan melakukan komunikasi terkait harga garam yang sangat merosot tersebut. Bupati Drs H Sunjaya Purwadisastra MM menduga, anjloknya harga garam karena ulah permainan tengkulak. Karena menurutnya, tengkulak sangat berperan besar dalam anjloknya harga garam. “Ya permainan tengkulak itu di mana-mana. Bukan hanya di petani garam, di padi, nelayan juga banyak tengkulak, karena itu tidak diatur. Sehingga sangat sulit bagi pemerintah daerah untuk mengontrol,” kata bupati di sela sebuah acara, Sabtu (1/8). Sunjaya memaklumi, para nelayan tidak bisa terlepas dari jerat tengkulak. Mengingat kondisi perekonomian petani yang serba pas-pasan. “Karena petani kita, maaf, kategorinya di bawah garis kemiskinan. Sehingga sangat mudah sekali untuk dipengaruhi tengkulak. Pada saat dia belum panen sudah dibayarkan dulu. Karena uangnya duluan, maka harganya jadi turun. Itu memang yang ada di kita,” ungkapnya. Diberitakan sebelumnya, petani garam resah dengan anjloknya harga garam. Karena harga garam menyentuh harga terendah Rp200 per kilogram. Anjloknya harga tersebut memperparah kondisi petani garam, karena di samping cuaca yang tidak menentu. Hal tersebut dirasakan petani garam di Desa Waruduwur, Kecamatan Mundu. (den)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: