Pentolan Gasak Diculik

Pentolan Gasak Diculik

KUNINGAN – Pasca pembentukan Gerakan Satu Kuningan (Gasak) Kuningan, pekan kemarin, peristiwa aneh menimpa salah seorang pentolannya, Edi Junaedi. Pria yang tinggal di Perumahan Ancaran tersebut diculik tiga orang tak dikenal, Jumat (31/7) dini hari sekitar pukul 02.30. Kejadian ini diceritakan Edi pada saat mengikuti pertemuan lanjutan perumusan Gasak di kediaman Manaf Suharnaf, Desa Cirendang, Minggu (2/8). Pria yang menjabat sebagai ketua GN GakHam itu menuturkan, saat itu dia hanya berdua dengan anaknya yang masih bocah. “Malam Jumat itu saya kebetulan tidur jam 2 dini hari. Baru juga tidur sebentar, tiba-tiba di pintu saya mendengar suara. Pas saya buka pintu, dua orang pria tak dikenal langsung menyergap saya. Sarung yang masih saya pakai, langsung ditaikkan ke kepala sehingga menutup dua mata saya,” tutur Edi. Saat itu juga, dua tangannya dipegang kiri dan kanan oleh dua pria tak dikenal tersebut. Dia dibawa berjalan sampai ke jalan raya. Awalnya, Edi mengira akan dibawa ke mobil, namun ternyata diajak nyebrang jalan dan dibawa ke kebun singkong. “Ya sekitar 10 meteran dari jalan raya. Saya dibawa ke situ dengan mata ditutup sarung,” tuturnya lagi. Dari suara orang yang berjalan, Edi menduga, yang menculiknya itu sebanyak tiga orang. Satu orang lagi hanya diam di jalan raya, memantau dari kejauhan. Seketika itu, pundaknya seperti ditotok hingga membuat badannya jongkok lantaran lemas. “Setelah itu, salah seorang dari mereka berteriak dengan suara menggeram. Dia bilang: kalau kamu macam-macam, akan dibunuh. Setelah mengancam saya, mereka langsung bergegas ke jalan raya mengendarai sepeda motor. Yang dua orang ke arah barat, dan yang satu orang ke arah timur,” ceritanya. Pada awalnya, Edi sempat bertanya ancaman mereka itu terkait apa. Namun setelah membuka penutup mata, ternyata mereka sudah bergegas kabur. Dia tidak mengenali ketiga orang tersebut lantaran gelap dan hanya tampak dari belakang. Namun sekilas, Edi melihat ketiganya berpakaian rapi. Potongan badannya pun tidak besar dan kekar, melainkan biasa saja. “Saya hanya melihat belakangnya. Pakaiannya rapi. Kemudian mereka naik motor terpencar. Yang dua orang seperti naik motor Vixion, ke arah barat. Karena kalau Tiger, saya tahu bagian belakangnya. Sedangkan satunya lagi seperti naik motor matic tapi bukan mio. Agak besar motornya. Dia ke arah timur,” ungkap Edi. Bagi Edi, itu sebuah teror mental. Namun sebagai seseorang yang sering berurusan dengan perkara hukum, pihaknya tidak tahu teror mereka berkaitan dengan masalah apa. Namun dia berpikiran karena belum lama GN GakHam menggagas pertemuan ormas dan LSM bersama Gibas. “Pas saya tanya ini tentang masalah apa, mereka langsung kabur. Makanya saya kurang tahu persis. Waktu itu, saya juga heran kenapa hanya dibawa ke kebun singkong. Saat 15 langkah dari rumah, jujur saya agak takut. Tapi saya langsung menghitung untuk melakukan perlawanan ketika naik mobil. Ternyata tidak dinaikkan ke mobil,” tukas Edi. MANAF KETUA GASAK Sementara itu, kemarin (2/8) digelar pertemuan lanjutan para pentolan organisasi yang bergabung dalam Gasak (Gerakan Satu Kuningan). Beberapa hal menjadi pembahasan, mulai dari rencana program hingga merumuskan pembentukan struktur kepengurusan. Waktu itu, semua sepakat untuk mendaulat Manaf Suharnaf sebagai ketua koordinator Gasak. “Kita terus bergerak dengan tujuan baik. Berhembusnya isu Gasak terkotak-kotak, itu bohong. Justru kita semakin solid dan kukuh. Tadi kita sepakat untuk mendaulat Pak Manaf sebagai ketua koordinator Gasak. Sedangkan program kita sangat jelas, kita bela masyarakat dan membangun Kuningan ke depan lebih baik sesuai aturan,” tegas salah satu pentolan Gasak, Didin Safarudin. Pada pertemuan kedua itu, dihadiri 15 elemen organisasi. Enam elemen lainnya konfirmasi ketidakhadiran lantaran memiliki agenda lebih dulu. Namun tetap mensuport kelanjutan dari pemersatuan organisasi dan LSM se-Kuningan. Hadir pula sesepuh Kuningan, H Enay Sunaryo, yang kebetulan pensiunan birokrat era Mantan Bupati H Aang Hamid Suganda. “Saya hadir di sini diundang oleh Pak Manaf. Kalau untuk kebaikan, ya saya apresiasi. Karena memang se-Indonesia, yang namanya organisasi itu dibentuk kan untuk kontrol sosial. Jadi, kalau tujuannya untuk kebaikan sih mudah-mudahan terwujud pemersatuan ini,” ucap Enay saat ditanya Radar. Sebagai sesepuh, dia mengajak untuk meluruskan gerakan. Secara kebetulan di Pemuda Pancasila pun, Enay dianggap sebagai sesepuh yang dipinta wejangannya. Siapapun yang tidak benar, menurutnya, memang harus digasak. Tapi bukan bertujuan untuk menjatuhkan. “Untuk kebaikan dan mempersatukan, mantap lah. Karena kalau orang baik, seperti saya misalnya sebagai mantan kadis, kan tidak perlu digasak,” ujarnya. Manaf Suharnaf sebagai orang yang ditunjuk sebagai ketua koordinator Gasak menjelaskan, pertemuan tersebut merupakan agenda lanjutan. Setelah terbentuk Gasak yang disepakati 21 elemen masyarakat, saat itu berlanjut pada pembahasan program dan pembentukan struktur. “Tadi itu baru penunjukkan ketua koordinator. Kebetulan saya yang dipercaya oleh mereka. Agenda berikutnya, kita akan bentuk divisi-divisi dalam pertemuan ketiga,” tandas pria yang juga menjabat ketua Gibas Resort Kuningan itu. Dikatakan, program Gasak sangat jelas yakni menjadikan Kuningan lebih baik, memperjuangkan kesejahteraan masyarakat dan membela masyarakat kecil. Gasak, sambung dia, akan mengakomodir pengaduan masyarakat yang ditangani divisi tersendiri. “Bahkan Agustus ini kami akan lancarkan aksi besar-besaran dalam upaya memperbaiki pembangunan di Kuningan yang telah stagnan beberapa tahun yang lalu,” tegasnya. Sama dengan Didin, Manaf menegaskan, Gasak tetap solid. Bahkan kini mulai diperhitungkan. Ini dibuktikan dengan munculnya indikasi premanisme yang menimpa salah seorang pentolan Gasak, Edi Junaedi. Manaf mengaku, pelaku premanisme tersebut sudah dikantongi yang dipastikan bakal ditindaklanjuti. “Satu orang saja disakiti, maka kita semua akan membelanya. Apa yang menimpa Pak Edi, bakal kami seriusi,” ancam Manaf. Dia melanjutkan, Agustus ini kebetulan bertepatan dengan momentum hari kemerdekaan RI. Pihaknya mengajak untuk menjadikan momentum tersebut untuk menggasak berbagai bentuk feodalisme, penindasan dan ketidakadilan. “Mari kita wujudkan kemerdekaan yang hakiki,” pungkasnya. (ded)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: