Tercemar Abu Gunung Raung

Tercemar Abu Gunung Raung

Kualitas Sayuran Menurun, Harga Tetap Tinggi PATROL – Erupsi Gunung Raung Provinsi Jawa Timur berimbas ke Bumi Wiralodra. Berbagai jenis sayuran yang berasal dari sentra-sentra pertanian sekitar Gunung Raung yang didistribusikan di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Indramayu diketahui tercemar abu vulkanik gunung tersebut. “Kotor, kualitasnya menurun. Lihat saja ini, banyak abunya. Kalau mau bersih harus dicuci dulu,” kata Ade, salah seorang pedagang di Pasar Induk Sayuran Patrol sembari menunjukkan cabai merah di kedua tangannya kepada Radar, Minggu (9/8). Cabai merah dan komoditas cabai lainnya memang banyak didatangkan dari daerah sentra-sentra pertanian sekitar Gunung Raung. Seperti Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember. Sejak gunung tertinggi kedua di Jawa Timur setelah Gunung Semeru itu meletus, kualitas sayuran menurun tajam. Imbasnya, pedagang sayuran mengalami penurunan omzet seiring dengan berkurangnya pembelian. Pasalnya, sayuran yang diterima mengalami perbedaan tekstur. Seperti cabai merah yang biasanya berwarna cerah dan segar kini berwarna pucat dan kurang menarik. “Kondisinya sama seperti ketika terjadi erupsi Gunung Kelud beberapa waktu lalu. Bedanya, kalau dulu membuat harga sayuran jatuh, sekarang malah tetap tinggi,” ungkap Ade. Harga cabai merah misalnya saat ini masih bertengger Rp25 ribu/kg, cabai hijau Rp15 ribu/kg dan ceplik Rp30 ribu/kg. Pedagang lainnya, Ato menuturkan, masih mahalnya harga sayuran lantaran banyaknya daerah penghasil yang mengalami gagal panen akibat musim kemarau berkepanjangan. Lantaran pasokan kurang, harga pun naik. Terutama sayuran dari jenis palawija. Seperti mentimun alias bonteng yang saat ini harganya sudah mencapai Rp8.000/kg. Terong Rp8.000/kg, kacang panjang Rp10 ribu/kg dan labu alias walu Rp4 ribu/kg. Naiknya harga berpengaruh pada jumlah penjualan. Sebab para pembeli mengurangi sayuran yang dibelinya, dibandingkan ketika harga sedang stabil. “Misalnya yang biasa beli 10 kg, jadi 5 kg karena harganya memang sedang mahal,\" ujarnya. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: