Daging Ayam Masih Melambung
Di Tingkat Produsen Rp22 Ribu, di Pasar Jadi Rp40 Ribu CIREBON – Meskipun stok ayam siap potong untuk konsumsi masyarakat wilayah Kabupaten Cirebon normal, namun harga daging ayam masih melambung tinggi. Harga daging ayam di pasar tradisional mencapai Rp35.000-Rp40.000 per kilogram. Karena harganya terus merangkak, para pedagang daging ayam di pasar Sumber, dan Junjang Kecamatan Arjawinangun lebih memilih mengurangi stok daging tersebut. Hal itu dilakukan agar mereka tidak rugi, karena daya belinya berkurang. Salah satu pedagang daging ayam di pasar Sumber Hj Dini (45) mengatakan bahwa dengan melambungnya harga daging ayam, pihaknya langsung mengurangi stok jual daging, karena ia khawatir tidak laku ataupun masih tersisa. “Dulu harganya masih di kisaran Rp31-32 ribu per kilogram, tapi kali ini sudah mencapai Rp35 ribu, ini kan sangat memberatkan para pembeli,” katanya, Kamis (20/8). Di pasar Desa Junjang Arjawinangun, daging ayam harganya jauh lebih tinggi, di kisaran Rp40 ribu per kilogram. Hal itu diakui oleh seorang pedagang daging ayam, Sunenti (35) mengatakan bahwa harga daging ayam jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum-sebelumnya. “Saya bingung mas, harga daging ayam mahal. Kita naikkan harganya, tapi para pembeli tetap saja membeli dengan harga lama akhirnya kita tidak bisa mengambil stok ayam banyak karena modalnya kurang,” ujarnya. Sementara itu, Sekretaris Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan (Distanbunakhut) H Muhidin mengatakan bahwa harga daging ayam di tingkat produsen tidak semahal yang beredar di pasaran, hanya pada kisaran Rp22-23 ribu per kilogram. “Padahal setahu saya harga daging di tingkat produsen harganya tidak semahal yang beredar di pasar tradisional. Sebenarnya saya belum mengetahui harga pasaran semahal itu,” ungkapnya saat ditemui di kantornya. Masih dikatakan Muhidin, bahwa harga di pasaran tidak sesuai dengan stok ayam yang dipotong di rumah pemotongan unggas (RPU) milik pemkab pada setiap harinya, dan stok pemotongan ayam itu masih terbilang aman. “Saya yakin ada sebanyak delapan kuintal ayam yang dipotong di RPU setiap harinya, dan itu masih aman,” katanya. Dijelaskan Muhidin, berdasarkan data di Distanbunakhut, bahwa konsumsi daging ayam untuk wilayah Kabupaten Cirebon bisa mencapai 2 ton dalam sehari. Meski suplai daging ayam dari RPU tidak sampai memenuhi setengah di antaranya, Muhidin meyakini suplai dari tempat pemotongan milik perorangan bisa memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat. “Bahkan saya yakin stoknya lebih karena yang memotong ayam di luar RPU itu jarang sekali melaporkan jumlah ayam yang dipotongnya. Yang dilaporkan hanya sedikit, mungkin karena takut dikenai retribusi,” jelasnya. (arn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: