Angkot Gratis Perlu Naskah Akademik

Angkot Gratis Perlu Naskah Akademik

Bisa Menjadi Solusi Kemacetan Lalu Lintas KESAMBI - Untuk merealisasikan pemberlakuan angkutan kota (angkot) secara gratis, Dinas Perhubungan Informatika dan Komunikasi Kota Cirebon diminta segera membuat naskah akademik. Ide adanya angkutan gratis ini juga mendapatkan respons yang cukup baik dari wakil rakyat. Ketua Fraksi Nasdem Kota Cirebon, Hary Saputera Ghani menilai, wacana angkot gratis cukup menarik dan merupakan gagasan yang bagus. Akan tetapi, harus ada kajian lebih mendalam lagi. Dirinya malah meminta agar kebijakan ini bisa diberlakukan secara kontinyu ke depan. Di samping juga, Dishub bisa mengatasi crowded lalu lintas di Kota Cirebon. \"Intinya setuju tapi bukan buat satu dua tahun, harus seterusnya, dengan kajian yang matang,\" tandas Harry. Tak hanya itu, informasi mengenai akan adanya bantuan puluhan bus dari kemenhub juga menjadi angin segar bagi Pemerintah Kota Cirebon. Menurut Hary, bus berukuran 3/4 itu bisa dibuat seperti Trans Jakarta. \"Ini dibuat seperti bus Cirebon yang dikelola oleh pemda, dan ini bisa menggratiskan anak-anak sekolah. Menurut saya ini ide dan gagasan yang baik,\" terangnya. Namun demikian, alangkah lebih baiknya, lanjut Hary, jika wacana itu tidak hanya sekadar gagasan. Hal ini harus dibuat naskah akademik terlebih dahulu, serta perencanaan yang matang. \"Kalau perlu menggandeng pengusaha agar dana CSR-nya bisa untuk kepentingan pendidikan. Ini harus menjadi tujuan serius untuk kepentingan masyarakat khususnya kota layak bagi anak-anak dan harus dilakukan berkesinambungan, jangan hanya setahun saja,\" papar Hary. Ditambahkan dia, apabila ide ini bisa berjalan, maka akan sangat bagus untuk membantu dunia pendidikan. Ketua Komisi C, Sumardi juga mendukung adanya upaya ini. Terlebih yang harus diutamakan adalah untuk anak-anak sekolah yang minim akses transportasi. Seperti di SMAN 8 dan SMPN 18. \"Saya sangat setuju tapi ini juga harus dipikirkan bagaimana mekanismenya. Jangan sampai juga menimbulkan polemik, terutama nasib sopir-sopir angkot yang sudah saat ini berjalan,\" ungkapnya. Menurutnya, Dishub harus bisa cermat dalam melakukan pengkajian adanya gagasan besar ini. Di samping juga, bagaimana mengatur moda angkutan supaya nanti tidak saling membunuh usaha orang lain. \"Ini harus dipikirkan, jangan sampai nanti diberlakukan menuai pro kontra karena membunuh lahan penghasilan orang lain,\" jelasnya. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: