Sebelum Aksi, Diawali Pesta Miras
Pengakuan Geng Motor Koncak yang Diciduk Polisi CIREBON- Lima anggota geng motor Konack kini masih mendekam di kantor polisi. Kemarin, polisi menggelar kasus ini, menghadirkan para tersangka. Ada pengakuan dari para pelaku yang tertuang dalam pemeriksaan polisi. Salah satunya adalah soal pesta minuman keras (miras) sebelum beraksi. Ini pula yang dilakukan geng Konack di bawah komando AP (19) saat menyerang tambal ban dan menganiaya warga di perempetan Sunyaragi-Evakuasi, Kota Cirebon, Minggu dini hari (23/8). Sebelum menyerang tambal ban dan menganiaya warga di lokasi itu, mereka pesta miras jenis tuak di rumah AP di Pegambiran. Mereka membeli miras dari sebuah warung penjual tuak di Perumnas Harjamukti. Selain AP, pelaku lain adalah SU (19), AB (17), IM (16), dan AD (17). Dari mereka ini hanya AP yang berstatus pengangguran, sementara empat lainnya merupakan pelajar salah satu SMK swasta di Kota Cirebon. Setelah dalam kondisi mabuk, kelimanya mulai konvoi dengan target siapa saja yang ditemui di jalan. Namun sasaran utamanya adalah kelompok XTC. Kelompok AP melalui konvoinya dari arah Pegambiran kemudian melewati jalan layang dan mengisi bensin di sebuah SPBU di samping Makoplsekta Seltim. Di sinilah kemdian beberapa anak buah AP memungut beberapa batu sebagai senjata yang nantinya akan dilemparkan ke sasaran jika bertemu di jalan. Setelah mengisi bensin, mereka kemudian melanjutkan konvoi dengan rute Terminal Harjamukti, Jl katiasa, Jl Kalitanjung, dan Jl Evakuasi. Nah, saat sampai di lampu merah Sunyaragi, para pelaku kemudian melihat tambal ban milik Soma (40). Tambal ban ini menjadi sasaran karena anak Soma bernama Kir (20), disebut-sebut tergabung dalam geng motor tertentu. Kir yang malam itu ada di lokasi langsung menjadi sasaran. Dari catatan polisi, saat berkonvoi para pelaku membawa sajam jenis samurai dan celurit. Namun hingga saat ini polisi baru menemukan samurai yang digunakan untuk menyerang korban. “Barang buktinya ada batu, baju korban, satu unit motor matik dan satu bilah samurai berukuran sedang,” ujar Wakapolres Cirebon Kota Kompol Sharly Sollu SIK SH. Menurut Sharly, untuk pelaku yang masih di bawah umur, pihaknya akan mengutamakan upaya diversi dengan memanggil orang tua, korban, pihak sekolah dan dinas pendidikan, serta Bapas Cirebon. “Ini sedang kita cari formulanya, agar kenakalan remaja seperti ini tidak terjadi, karena kalau tidak ditanggulangi takutnya menular. Nanti kita bahas bersama dinas pendidikan,” imbuhnya. Seperti diberitakan, kelompok AP ini beraksi Minggu dini hari (23/8) di perempatan lampu merah Sunyaragi- Jl Evakuasi. Sasarannya tambal ban yang diketahui milik Soma. Para pelaku beraksi di bawah komando AP. Setelah AP memberikan perintah, mereka kemudian mengacak-acak tambal ban itu. Rupanya mereka mencari Kir, anak Soma. Kir dicari karena diduga pernah memiliki masalah dengan kelompok AP. Saat itu juga Kir langsung ditarik oleh AP. Kir kemudian dikeroyok hingga mengalami luka lecet-lecet dan lebam di beberapa bagian tubuhnya. Melihat anaknya dianiaya, Soma pun ikut menolong. Sementara warga lain yang berada tak jauh dari TKP meminta bantuan warga sekitar untuk mengahalau para penyerang. Melihat kedatangan warga dalam jumlah banyak, para pelaku pun panik dan berusaha menyelamatkan diri. Empat orang berhasil kabur sementara AP berhasil dibekuk warga. AP bahkan menjadi bulan-bulanan saat mencoba kabur ke Jl Evakuasi. Beruntung polisi segera datang ke TKP dan mengevakuasi AP ke RSUD Gunung Jati untuk mendapatkan pertolongan. (dri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: