Habis Terbakar, Terbitlah Proyek

Habis Terbakar, Terbitlah Proyek

Disperindag Sudah Ajukan Dana Rp35 Miliar ke Provinsi untuk Revitalisasi Pasar Sumber \"pasar-sumber\"CIREBON- Pemkab Cirebon melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) ternyata sudah punya hitung-hitungan soal anggaran perbaikan Pasar Sumber. Angkanya mencapai Rp35 miliar, bahkan sudah diusulkan jauh-jauh hari sebelum pasar ini terbakar. Kepala Disperindag Kabupaten Cirebon H Erry Achmad Husae­ri SH MH membenarkan soal ren­cana revitalisai Pasar Sumber. Dia mengatakan,  sebelum terjadi kebakaran sebenarnya sudah ada pembahasan antara Disperindag dan Komisi II DPRD Kabupaten Cirebon soal revitalisasi Pasar Sumber yang sudah diajukan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat. “Saya mengusulkan ke provinsi sebesar Rp35 miliar di tahun 2016. Mudah-mudahan dapat persetujuan dari provinsi,” ucapnya kepada Radar, kemarin. Tapi, itu pengajuan sebelum terbakar atau untuk revitalisasi. Nah, setelah terbakar, Erry mengatakan pihaknya akan meng­ajukan anggaran pemba­ngunan ulang kepada Pemprov Jawa Barat dan Kementerian Perdagangan. Pengajuan dilakukan ke provinsi dan pusat mengingat dana yang dibutuhkan cukup besar. “Saya belum bisa memastikan berapa besar biayanya, tapi saya akan tanyakan kepada DCKTR (Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang) Kabupaten Cirebon. Bisa saja mencapai Rp30 miliar,” bebernya. SEGERA BANGUN PASAR DARURAT Disperindag juga berencana membangun pasar darurat guna menampung 760 pedagang yang kios dan losnya terbakar. “Kita akan bangun pasar darurat di Terminal Sumber,” ujar Erry lagi. Sebelum dibangunkan pasar darurat, pihaknya akan mendata pedagang agar jumlah bangunan di pasar darurat tersebut sesuai dengan kebutuhan. Kalau harus melakukan relokasi, jumlah pedagang yang akan menempati pasar darurat itu bisa mencapai 871 tempat usaha. “Para pedagang yang akan menempati pasar darurat ini tidak hanya yang terkena kebakaran, tapi kita akan bersihkan semua. Jadi, satu lokal untuk satu pedagang. Kalau yang punya dua kios atau los, ya di pasar darurat satu aja,” imbuhnya. Rencana pembangunan pasar darurat, sambung Erry, belum bisa dipastikan waktunya. Dia mengaku akan melakukan koordinasi dengan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kabu­paten Cirebon sebagai pelak­sana teknis, dan dinas tek­nis lainnya. “Kita akan berusa­ha melakukan rapat koor­dinasi terlebih dahulu, sembari melakukan pendataan pedagang. Mudah-mudahan, dalam satu bulan selesai,” ucapnya. Pihaknya berharap pedagang pun bisa memahami dan mau menempati pasar darurat yang akan dibangun oleh Pemkab Cirebon. Terkait kerugian, Erry belum bisa menaksir karena belum bisa mendata kerugian pedagang satu persatu. Tapi, dengan insiden ini tentu mempunyai pengaruh yang cukup besar dengan aktivitas perokonomian masyarakat. TEGASKAN MURNI KEBAKARAN Kepala Disperindag Kabu­paten Cirebon H Erry Achmad Husaeri SH MH tak hanya bicara soal perbaikan pasar. Dia juga kembali menegaskan tak ada unsur kesengajaan dalam kebakaran Pasar Sumber. Terkait adanya instruksi agar menutup kios di siang hari, dia mengaku tidak mendengar adanya instruksi itu. “Kalau untuk mematikan aliran listrik saya dengar. Matikan listrik itu kan untuk pengamanan atau apalah. Tapi, saya jamin tidak ada instruksi untuk suruh tutup,” tegasnya. Dia meminta pedagang untuk tak terpengaruh informasi yang simpang siur, sehingga membuat ketidakondusifan di lingkungan pasar. “Sekali lagi, ini murni musibah,” tegasnya. Tapi, dia mengaku perkakas las yang digunakaan sesaat sebelum terjadi kebakaran adalah milik Disperindag. Proses las atap itu alasannya untuk kepentingan pemeliharaan. Sebab, di setiap pasar, Disperindag selalu mela­kukan pemeliharaan untuk kelan­caran usaha para pedagang, baik pemeliraan drainase, atap, dan bagian-bagian lainnya. “Peme­liharaan itu wajib dan itu me­mang dalam rangka peme­liharaan,” pungkasnya. (jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: