Hanna Elfariza Tutup Usia
Sibuk Musik, Tetap Belajar Hingga S2 CIREBON- Artis tarling Cirebon, Rusihana atau yang akrab dengan nama Hanna Elfariza tutup usia kemarin. Hanna meninggal dunia sekitar pukul 13.30 di kediamannya di kompleks Perumahan Kaliwulu Indah, Plered, Kabupaten Cirebon. Kabar meninggalnya Hanna mengejutkan jagat musik dangdut tarling Cirebon. Para kerabat dan teman tampak berdatangam ke rumah duka untuk memberikan doa sekaligus mengiring ke tempat peristirahatan terakhir. Mimi Ria, salah satu kerabat terdekat Hanna mengatakan kondisi pedangdut itu dalam empat hari terakhir terus menurun. “Semakin memburuk kondisinya, akhirnya di bawa pulang ke rumah. Sebelum meninggal, Hanna sempat minta maaf,” ujarnya sesekali mengusap air mata. Dijelaskan Mimi Ria, Hanna divonis sakit keras di bagian lambung. Hanna juga sempat keluar masuk rumah sakit, mulai dair RS Sumber Waras hingga RS Mitra Plumbon. Sebagai kerabat terdekat yang selalu menenami Hanna, Mimi Ria mengaku tak menyangka wanita kelahiran 23 Juli 1984 itu begitu cepat meninggalkannya. “Saya mencoba ikhlas, tapi tetap saja sedih. Apa-apa Hanna sama saya, maafkan kalau Hanna punya salah ya,” ungkapnya. Seperti yang diketahui, Hanna adalah artis dangdut yang membangun kariernya sejak bangku SMP. Pengalaman di dunia musik dangdut lebih dari 12 tahun. Meski sibuk manggung dan mengembangkan karir sebagai penyanyi, Hanna tetap mengutamakan pendidikan. Ia terdaftar sebagai lulusan pascasarjana Kenotariatan Universitas Padjadjaran Bandung, dan tercatat sebagai dosen di Fakultas Hukum Unswagati Cirebon. Vakum di dunia musik beberapa tahun terakhir, Hanna fokus menjalani tugas sebagai notaris dan dosen. Seniman Cirebon sekaligus akademisi, DR Junaedi Noer SE MM yang hadir di rumah duka turut belasungkawa atas meninggalnya Hanna. Sebagai praktisi musik Cirebon, Bang Jun, begitu sapaannya, kenal dekat dan tau betul karir Hanna di dunia musik Cirebonan. “Lagu awal almarhum itu Kucing Kurus sampe yang terakhir Sepur Liwat. Hanna seniman yang tangguh dan multitalenta,” ujarnya kepada Radar. Tak hanya kagum karir Hanna di dunia musik, Bang Jun juga mengapresiasi Hanna yang tak mengutamakan pendidikan. “Meski sibuk di dunia musik, Hanna tetap belajar dan menyelesaikan pendidikannya hingga S2, patut dicontoh,” tuturnya. Salah satu artis tarling dangdut Cirebon yang juga kehilangan sosok Hanna adalah Diana Sastra. Diana mengaku turut berduka cita atas meninggalnya Hanna. Sebagai teman dekat Hanna, Diana mengaku sangat kehilangan. Kenangan bersama Hanna semasa hidup tak akan pernah ia lupakan. “Sering ketemu, kadang meskipun beliau sibuk dengan kerjaannya sebagai notaris, masih suka ikut nyanyi. Terakhir waktu ada nadran di Gunung Jati. Jiwa seninya kental sekali,” ujarnya. Diana mengatakan, tak sedikit pengalaman yang pernah dirasakan bersama Hanna. Diana sering silaturahmi dan bertemu Hanna di Bandung, tempat almarhum menempuh pendidikan magister. “Saya suka ketemu, main ke kosan Hanna di Bandung. Keliling cari kuliner bareng,” ungkapnya. Diana tak menyangka sahabatnya pergi secepat itu. Sebelum mendengar kabar duka, kata Diana, ia dan teman-teman artis Cirebon ingin menjenguk dan menggalang dana untuk Hanna. Namun, takdir Tuhan berkata lain. “Tadinya jam 2 siang ini (kemarin, red) mau nengok. Tapi Allah berkehendak lain,” katanya. Penggalangan dana tersebut rencananya akan tetap dilakukan dalam waktu dekat. “Insya Allah dalam waktu dekat, sebagai bentuk kepedulian kami. Tentu dengan persetujuan keluarga almarhum,” tuturnya. Artis Cirebon lain yang hadir adalah Dian Anic. Dian mengaku terakhir bertemu Hanna pada 2013. Dian sudah menganggap Hanna layaknya kakak sendiri. “Main bareng, makan bareng. Memang sakitnya sudah lama, tapi pernah sempat gemuk. Mba Hanna orang yang enjoy, jarang mengeluh,” tuturnya. (mik)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: