Walikota Setuju Angkot Gratis
Terbatas untuk Angkutan di Wilayah Kota Cirebon KESAMBI - Rencana angkot gratis untuk pelajar sekolah, mendapatkan apresiasi dari Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon Dr H Wahyo MPd. Ide angkot gratis tersebut merupakan rencana yang cemerlang dan harus ditindaklanjuti. Angkot gratis sangat membantu siswa kurang mampu dalam menempuh pendidikan. Wacana angkot gratis dikemukakan oleh Dinas Perhubungan Informatika dan Komunikasi (Dishubinkom) Kota Cirebon. Dalam pemaparannya, Kepala Dishubinkom H Maman Sukirman SE MM berharap keberadaan angkot gratis tersebut mampu mengurangi beban warga Kota Cirebon yang kurang mampu. Juga, diharapkan dapat mengurai kemacetan. Hanya saja, untuk sampai tahap itu, perlu kajian dan diskusi bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait di lingkungan Pemerintah Kota Cirebon. Terkait hal itu, Ketua Komisi C DPRD Kota Cirebon Sumardi mengatakan, angkot gratis memiliki semangat bagus dan baik bagi pelajar sekolah. Namun, hal ini harus segera dibahas untuk membuat kajian dari eksekutif. Selanjutnya, jika membutuhkan anggaran yang berasal dari APBD Kota Cirebon, hal itu harus dibicarakan dengan dewan. Sebab, ujar politisi PAN ini, para wakil rakyat yang saat ini tengah melakukan reses, dapat memberikan masukan positif kepada masyarakat terkait rencana program angkot gratis. Selama ini, ujarnya, banyak wacana berkembang tentang berbagai hal. Mulai dari rencana moratorium hotel, pertunjukan seni budaya khas Cirebon secara reguler hingga angkot gratis. Sumardi berharap, wacana ini dikaji secara menyeluruh dan dibahas bersama unsur terkait lainnya. Jangan sampai, kebijakan yang telah dibuat dalam waktu tidak terlalu lama dicabut kembali. “Harus ada kajian matang. Kalau butuh anggaran dari APBD kota, bisa dibahas bersama dewan. Kami akan bantu fasilitasi,” ucapnya. Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon Dr H Wahyo MPd mengatakan, rencana angkot gratis merupakan ide cemerlang yang dapat membantu mengurangi beban siswa kurang mampu. Namun, Disdik menyerahkan kajian kepada Dishubinkom Kota Cirebon. Termasuk mencari anggaran dana untuk program angkot gratis. “Itu ide cemerlang. Kami sangat mendukung dan siap bekerjasama mewujudkan angkot gratis,” ujarnya kepada Radar, Jumat (28/8). Selain itu, selama ini ada beberapa sekolah yang belum dilewati jalur angkot. Usulan anggaran angkot gratis diambil dari dana Bantuan Operasional Siswa (BOS), bagi Wahyo, bisa saja dilakukan dan diperbolehkan. Namun, jika harus mengambil dari dana BOS untuk biaya menanggung angkot gratis tersebut, sama dengan mengurangi mutu pendidikan. Karena esensi peruntukan dana BOS untuk meningkatkan kualitas pendidikan tanpa banyak dibebankan kepada siswa. Dengan adanya dana BOS itu, lanjutnya, siswa miskin khususnya, dapat belajar dengan rajin dan tekun tanpa harus memikirkan anggaran pendidikan. Menurut Wahyo, angkot gratis memiliki dua manfaat. Selain membantu siswa miskin, juga mengurai kemacetan. Hanya saja, teknisnya ada di Dishubinkom. Dalam hal ini, angkot gratis sebagai subyek program dan siswa sekolah di Kota Cirebon sebagai obyek dari agenda Dishubinkom tersebut, memajukan mutu pendidikan tidak hanya dilakukan oleh Disdik semata. Berbagai elemen masyarakat dan SKPD turut pula memberikan sumbangsih sesuai tupoksi masing-masing. Dengan sinergitas yang terbangun, ucap Wahyo, mutu pendidikan di Kota Cirebon akan semakin baik dan meningkat. “Mewujudkan kualitas pendidikan tanggung jawab bersama. Meskipun Disdik memiliki tugas untuk melakukan berbagai program strategis dalam dunia pendidikan,” ucapnya. Bagaimana tanggapan Walikota Cirebon Drs Nasrudin Azis SH terkait ide angkot gratis untuk siswa? Secara tegas walikota menyatakan setuju wacana angkot gratis yang digagas Dinas Perhubungan Informatika dan Komunikasi (Dishubinkom) Kota Cirebon. Namun demikian, angkot gratis tersebut diperuntukkan khusus yang melintas wilayah Kota Cirebon. “Pada prinsipnya saya sepakat, karena dengan adanya angkot gratis bisa mengurangi beban bagi masyarakat yang kurang mampu,” ujar Azis kepada Radar, Jumat (28/8). Selain itu, kata Azis, adanya angkot gratis juga bisa mengurai kemacetan di tengah keramaian Kota Cirebon. Sebab, banyak siswa yang menggunakan kendaraan pribadi baik motor maupun mobil. Tidak hanya itu, yang membuat sesak jalan Kota Cirebon adalah pada jam pulang sekolah, lantaran orang tua yang menjemput anaknya menunggu di depan sekolah. “Orang tua pun tidak perlu repot menjemput anaknya di sekolah, karena sudah mendapatkan fasilitas dari pemerintah daerah berupa alat transportasi biaya angkot gratis. Orang tua yang jemput anaknya mereka pasti parkir dengan mamakan bahu jalan yang mengakibatkan kemacetan,” ucapnya. Tapi, lanjut Azis, angkot yang digratiskan itu hanya berlaku untuk wilayah Kota Cirebon saja. Sedangkan, untuk angkot yang melintas wilayah Kota/Kabupaten Cirebon seperti angkot GG, GP, dan GS itu akan dibicarakan lebih lanjut oleh dinas teknis dalam hal ini Dishub. “Kita utamakan untuk siswa yang rumahnya di Kota Cirebon dulu, karena ini gagasan pemerintah kota. Untuk angkot antar Kota/Kabupaten Cirebon akan dibahas lagi. Karena wacana angkot gratis ini kan baru gagasan. Jadi, semuanya akan dikaji secara matang oleh dinas teknis,” ungkapnya. Sementara untuk biaya oprasional angkot gratis itu bisa diambil dari dana Bantuan Oprasional Sekolah (BOS). “Jadi Dinas Pendidikan dan Dishubinkom banyak melakukan komunikasi guna memuluskan gagasan positif ini,” pungkasnya. (ysf/sam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: