Fokus Infrastruktur Kota Cirebon 2012
Dihambat SDM DPUPESDM punya fokus serius di tahun 2012. Ingin Kota Cirebon bebas jalan berlubang, bebas saluran macet, terbebas dari perizinan melanggar. Realistiskah? DITEMUI di Balai Kota Cirebon, Kepala DPUPESDM, Dr H Wahyo MPd menjelaskan, agar bisa terlaksana dan sukses, pihaknya tengah melakukan survei terus-menerus tentang titik jalan berlubang dan saluran macet. Dia menilai, jalan berlubang adalah masalah yang tidak akan selesai. Namun untuk langkah awal, pihaknya akan melakukan normalisasi. “Kita akan melakukan penutupan lubang itu. Misalnya saja di Kalijaga Permai. Sekarang ini sudah mulai kami normalisasi. Ke depan, titik-titik lain juga akan kami normalisasikan,” ujarnya, Senin (16/1). Ia mengatakan, ada sembilan titik jalan berlubang yang harus segera diperbaiki. Namun untuk semua perbaikan itu, Wahyo mengaku akan menyesuaikannya dengan anggaran. “Alhamdulillah untuk perbaikan jalan tahun ini anggaran banyak. Rp400 juta,” katanya. Untuk masalah saluran di Kota Cirebon, Wahyo memiliki angan isinya hanya air. Karena, saat ini, pihaknya banyak menemukan gulma, gundukan tanah dan gundukan sampah saluran. “Nah hal yang seperti itu harus dinormalisasi. Bahkan kalau bisa, saya ingin kali dan sungai di Cirebon bisa dilalui perahu,” jelasnya. Langkah yang akan dilakukan, kata dia, adalah membuat kantong lumpur yang mudah dijangkau oleh kendaraan. Sehingga bila sudah penuh, lanjut dia, pengerukan gampang dilakukan. Pihaknya juga menginginkan di bagian kanan dan kiri kali memiliki senderan. Yang pasti, kata dia, semua perbaikan yang akan dia lakukan ini adalah untuk pencegahan banjir. “Kalau ditanya keinginan banyak, kami ingin agar dipinggir kali ada jalan inspeksi, rimbun dan jadi pusat penilitian,” terang mantan kadisdik ini. Dia juga mengatakan, untuk perbaikan, anggaran yang disediakan adalah Rp 1,5 M. Saat ditanya apakah anggaran yang disediakan mencukupi untuk Kota Cirebon bebas jalan berlubang dan saluran macet, Wahyo mengatakan yang menjadi persoalan bukan cukup atau tidak cukup. Tapi yang terpenting mengoptimalisasikan dana yang ada. Lalu bagaimana dengan masalah perizinan? Wahyo mengatakan, seiring dengan adanya perda RTRW dan perda RDTL yang sebentar lagi akan rampung, pihaknya berusaha untuk tidak melanggar yang berkaitan dengan sempadan jalan dan sempadan sungai. Keinginan DPUPESDM untuk mewujudkan jalan tidak belubang dan saluran bebas macet, lanjut dia, harus didukung oleh masyarakat. Karena itu DPUPESDM sangat terbuka bagi masyarakat yang ingin memberikan saran atau masukan perihal program tersebut. “Kami membutuhkan saran dan masukan dari masyarakat,” paparnya. Wahyo mengaku optimis, program ini akan terlaksana. “Kalau bertekan mewujudkan yang baik, ya harus optimis. Saya yakin akan ada bantuan atau dewa penolong, bila nanti di tengah jalan ada kendala. Karena ini adalah hal yang baik,” tutupnya. Sementara, Ketua Komisi B DPRD Kota Cirebon, Azrul Zuniarto menyambut baik program DPUPESDM ini. Maka dari itu, pihaknya sepakat dana perawatan ditingkatkan. “Kalau perawatan itu kan tidak begitu mahal. Saluran macet itu harus segera dibersihkan biar sekarang yang sedang dibangun itu tidak cepat rusak,” tuturnya di ruang kerjanya, kemarin. Dia menilai, saat ini kendalanya memang ada di bagian SDM karena saat ini sudah tidak menerima lulusan SMA dan moratorium. “Jadi saat ini tenaga PU (DPUPESDM) berkurang. Tapi mengenai program itu, kami sambut baik,” jelasnya. Seorang warga Pangeran Drajat, Fatimah Zahra (20) mengatakan, bila memang program DPUPESDM dilakukan, maka akan berdampak positif bagi masyarakat. Apalagi, saat ini, dia juga sering menemukan jalan berlubang dan mengganggu pengguna jalan. “Kalau memang sampai terealisasi, kan enak. Berkendara pun tidak khawatir dan lebih nyaman. Saat hujan pun tidak deg-degan takut banjir,” ucapnya. (ida ayu komang)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: