Pemerintah Tinggal Selesaikan Sisa Ganti Rugi

Pemerintah Tinggal Selesaikan Sisa Ganti Rugi

SUMEDANG- Setelah puluhan tahun mangkrak, Waduk Jatigede akhirnya digenangi air. Penggenangan tersebut dilakukan oleh Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, kemarin (31/8), dengan menutup pintu pengelak aliran air Sungai Cimanuk. Waduk ini akan memberikan manfaat kepada masyarakat di wilayah hilir secara signifikan, khususnya di wilayah Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten/Kota Cirebon. sedikitnya air irigasi untuk 90 ribu hektare sawah dan 3500 liter perdetik air baku bisa dialirkan untuk daerah-daerah itu. Namun demikian, sejauh ini tetap masih ada masalah. Masyarakat di wilayah hulu masih diselimuti sejumlah persoalan, khususnya ganti rugi.  Menteri Basuki dalam sambutannya mengatakan setiap proses pembangunan pasti akan ada masyarakat yang terkena dampak, baik materil maupun moril. Tentu saja, hal ini menjadi konsekuensi pemerintah untuk menyelesaikan segala persoalan yang terjadi di masyarakat. “Sesuai dengan perintah presiden, kami berkomitmen untuk menyelesaikan sejumlah persoalan yang masih teringgal,” tegasnya. Dilanjutkan, tidak ada niatan pemerintah untuk menyengsarakan rakyat. Justru, dengan dibangunnya Waduk Jatigede, pemerintah ber­keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, dalam kesem­patan ini atas nama pemerintah pihaknya mengucap­kan terimakasih atas upaya masyarakat Kabupaten Sume­dang, khususnya yang terkena dampak pembangunan Waduk Jatigede yang dengan kerelaan hati untuk membantu suksesnya pembangunan. “Tanpa bantuan masyarakat, tidak mungkin pembangunan fisik waduk ini bisa selesai,” imbuhnya. Sesuai dengan data yang diperoleh dari tim samsat pembangunan Waduk Jatigede, bahwa 90 persen tanah milik warga yang digunakan untuk pembangunan lokasi waduk sudah dibayar. Kemudian, sisanya akan diselesaikan secara gradual, termasuk penyelesaian keberadaan situs bersejarah. “Dari 48 situs, 43 sudah kita selesaikan. Kita ingin dipindahkan dan dicarikan tempat yang lebih baik,” bebernya. Mengenai masalah waktu peng­genangan, Menteri Basuki juga menyampaikan setiap pe­kerjaan harus diterget waktu. Saat inilah waktu yang tepat untuk melakukan penggenangan. Jika mundur, tentu pengoperasian waduk pun akan mundur, sementara kebutuhan masyarakat akan air untuk menunjang program kedaulatan pangan sangat diperlukan. “Kita tidak ingin mundur-mundur lagi. Waduk ini dibangun sejak tahun 1963 dan baru sekarang bisa selesai. Ini satu-satunya waduk di sungai Cimanuk, sementara di Berantas sudah ada 15 waduk dan akan dibangun 6 waduk lagi,” ucapnya. Dengan selesainya dibangun Waduk Jatigede, bukan berarti selesai semua pembangunan. Tapi, ini tanda dimulainya pengelolaan air secara lebih baik dan bermanfaat. “Kita ingin semua pembangunan berjalan beriringan, baik teknis maupun nonteknis,” tegas menteri. Sementara Gubernur Jawa Barat H Ahmad Heryawan menyampaikan bahwa pembangunan Waduk Jatigede merupakan salah satu proyek strategis dalam mewujudkan ketahanan bangsa. Sebab, dengan waduk ini, airnya akan bermanfaat untuk irigasi di 90 ribu hektare sawah, penyediaan air baku, penyediaan energy listrik sebesar 110 MW, pengendali banjir dan sarana pariwisata yang bisa meningkatkan kegiatan perokonomian masyarakat. Diakui pula, dalam pelaksanaan pembangunan telah terjadi dinamika di masyarakat yang cukup kompleks. Oleh karena itu, pelaksanaannya dilakukan dalam satu atap. Tentu saja, metode ini bisa menjadi model pembangunan di seluruh Indonesia. “Ini sebagai trobosan pemerintah Provinsi Jawa Barat, tim samsat juga ikut dalam menyelesaikan dampak sosial kemasyarakatan,” ungkapnya. Kepala BBWS Cimanuk-Cisanggarung Ir Trisasongko Widianto berharap dengan penggenangan Waduk Jatigede menjadi langkah awal pemerintah dalam mensejahterakan wilayah Kabupaten Sumedang dan sekitarnya. “Pengalaman berharga akan menjadi bekal kita, semoga apa yang kita bangun bermanfaat untuk kemaslahatan masyarakat,” singkatnya. (jun) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: