KKP Temukan Makanan Berbahaya
Mengandung Formalin dan Pewarna Tekstil CIREBON - Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Kota Cirebon menemukan tiga makanan berbahaya yang mengandung formalin dan roda min B 1 atau pewarna tekstil di Pasar Kanoman. Temuan tersebut diketahui setelah diuji alat repites keamanan pangan. Kasi Keamanan Pangan KKP, Ir Iin Inayati mengatakan, dari sembilan pasar, yang baru diambil sampel makanannya baru di Pasar Kanoman. Tapi, pihaknya menemukan makanan seperti kolang-kaling yang mengandung formalin dengan kadar 0,1 ml gram/liter. Kemudian, ditemukan roda min B1 atau pewarna tekstil 0,5 ml gram/liter pada jenis makanan krupuk bawang. Tidak hanya itu, makanan kolang kaling dan soun pun ditemukan campuran klorin atau pemutih dengan kadar 0,5 ml gram/liter. “Dari pemeriksaan kandungan zat berbahaya tersebut masih di bawah ambang batas atau persentasenya 81,82 persen dikonsumsi masih aman. Tapi, alangkah baiknya kita berhati-hati,” ujar Iin kepada Radar, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (31/8). Dia mengatakan, sembilan pasar yang ada di Kota Cirebon semuanya akan diambil sampelnya, baik sayuran, buah-buahan, dan jenis makanan lainnya. Sedangkan untuk makanan seperti daging menjadi kewenangan DKP3. “Standar pelayanan minimal (SPM) untuk Kota Cirebon 65 persen. Sedangkan yang kita uji kelayakan makanan baru di satu pasar. Jadi, kalau sembilan pasar sudah diuji coba semua jenis makanannya, baru dapat diketahui SPM di Kota Cirebon,” ungkapnya. Iin menyebutkan, yang dilakukan uji makanan mengandung zat berbahaya itu ada 22 jenis, seperti buah semangka, tomat, apel, daun bawang, pak coy, beras, krupuk putih, soun, kolang-kaling dan jenis makanan lainnya. Dari sekian banyak makanan, ternyata yang mengandung bahan berbahaya ada tiga jenis makanan, yakni krupuk bawang, soun, dan kolang kaling. “Kami melakukan uji kelayakan makanan di pasar tradisional Kota Cirebon. Karena berdasarkan hasil survei Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyebutkan, sebagian bahan pangan di Kota Cirebon berformalin dan menggunakan pemutih,” paparnya. Adapun alat yang digunakan untuk tes cepat makanan tersebut adalah repites keamanan pangan. Rencananya, KKP akan masuk ke sekolah-sekolah melihat kantin dan makanan yang berada di pinggir jalan. Pengawasan itu akan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan puskesmas setempat. “Kita khawatir banyak makanan yang mengandung zat berbahaya,” pungkasnya. (sam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: