Setengah Juta Jiwa Mengungsi

Setengah Juta Jiwa Mengungsi

Banjir Pakistan Mengarah Selatan SUKKUR - Warga Pakistan masih harus siaga. Kemarin (6/8), tidak kurang dari setengah juta penduduk diungsikan dari wilayah selatan republik tersebut yang menjadi pusat sektor pertanian. Sejauh ini, banjir yang merendam Pakistan sejak dua pekan lalu itu sudah menewaskan sedikitnya 1.600 orang. Pemerintah menaikkan level peringatan bencana dari kuning ke merah. Di Provinsi Sindh, banjir diramalkan bakal melanda wilayah yang secara geografis memang terletak di dataran rendah itu dalam waktu 48 jam. Apalagi, ketinggian air di Sungai Indus yang mengaliri sebagian besar wilayah Sindh sudah di atas ambang batas normal. “Ancaman banjir bandang di Sindh sangat nyata,” terang Badan Meteorologi Pakistan dalam pernyataan tertulis, seperti dilansir Agence France-Presse. Manuel Bessler, ketua OCHA (Lembaga PBB yang menangani Koordinasi Urusan Kemanusiaan), mendeskripsikan banjir di Pakistan sebagai malapetaka. Pemerintahan Presiden Asif Ali Zardari juga menyebut bencana alam itu sebagai banjir terburuk sepanjang delapan dekade terakhir. “Paling tidak, ada 11 distrik yang terancam banjir di Sindh. Sejauh ini, sudah 500.000 jiwa yang diungsikan ke wilayah yang lebih aman. Proses evakuasi masih terus berlangsung,” papar Bessler. Mulai Kamis lalu (5/8), banjir meluas ke wilayah tengah Negeri Asia Selatan itu. Sebelumnya, banjir sudah menenggelamkan ribuan desa di kawasan barat laut Pakistan. Terutama, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa (KP). Hingga kemarin, tidak kurang dari 252.000 rumah warga dilaporkan hancur. Sebagian di antaranya, bahkan, hanyut terbawa arus banjir. Listrik padam dan sarana infrastruktur lainnya di sebagian besar wilayah Pakistan rusak parah. “Ratusan desa di Sindh tenggelam. Areal persawahan di Sukkur juga terendam air. Sekitar 200.000 warga diungsikan dan kami masih membujuk ribuan warga lainnya untuk bersedia meninggalkan tempat tinggal mereka,”  ungkap Menteri Irigasi Provinsi Sindh, Jam Saifullah Dharejo. Dia menambahkan, hujan yang masih mengguyur provinsi tersebut juga menghambat upaya evakuasi. Dalam proses evakuasi itu, tim SAR Sindh dibantu oleh militer Pakistan. Terutama, personel AD dan AL. Kemarin, Associated Press melaporkan bahwa eksodus warga dalam jumlah lebih besar terlihat di Provinsi Punjab. Meski diguyur hujan, ratusan ribu warga dengan bertelanjang kaki bergegas meninggalkan desa mereka yang terendam banjir. Barang-barang berharga yang masih bisa diselamatkan mereka letakkan di dalam gerobak atau di atas punggung ternak, dan ikut dibawa ke tempat pengungsian. Banjir juga mengancam pemadaman total di hampir seluruh wilayah Pakistan. Saat ini, dari 12 gardu listrik yang dimiliki Perusahaan Listrik Pakistan, hanya tersisa tiga yang masih beroperasi. Tiga gardu listrik itu masing-masing menghasilkan daya sekitar 1.200 megawatt. “Tiga gardu yang ada di KP sudah tidak bisa difungsikan. Dua pembangkit listrik milik swasta juga terpaksa ditutup,”  jelas Dirjen Perusahaan Listrik Pakistan Mohammad Khalid. Sementara itu, Zardari yang masih belum kembali juga dari lawatannya ke Prancis dan Inggris, berdialog langsung dengan Perdana Menteri (PM) David Cameron Kamis malam waktu setempat. Dialog yang dikemas dalam jamuan makan malam itu dimanfaatkan duda mendiang Benazir Bhutto itu untuk membela diri. “Kedua pemimpin akan mendiskusikan ancaman teror dan meninjau upaya yang sudah dilakukan selama ini. Mereka juga akan menjajaki kerja sama baru,” terang Jubir Downing Street. (hep/dos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: