Temukan 24 Tewas, Baru 2 Dikenali

Temukan 24 Tewas, Baru 2 Dikenali

Puluhan Korban Kapal Pengangkut TKI Masih Hilang JAKARTA- Jumlah korban meninggal akibat insiden kapal tenggelam di perairan Malaysia terus bertambah. Tim pencari sudah menemukan 24 jenazah di sekitar lokasi kejadian. Meski begitu, baru dua jenazah yang dipastikan identitasnya. Wakil Duta Besar RI untuk Malaysia Hermono mengatakan, korban meninggal yang saat ini berada di Rumah Sakit Ipoh mencapai 24 orang. Angka tersebut terdiri atas 19 perempuan dan 5 laki-laki. Dia melanjutkan, dua korban yang sudah teridentifikasi semua berjenis kelamin perempuan. Yakni, Winda Mandasari (24), asal Medan dan Juharen Binti Kamaruddin bin Hamid (81), asal Aceh Utara. Mereka berhasil dientifikasi oleh pihak keluarga yang berada di Malaysia. “Sampai saat ini memang masih sedikit yang bisa kami identifikasi. Karena itu, besok kami akan membuka posko di Rumah Sakit Ipoh. Posko ini akan memfasilitas keluarga yang merasa kehilangan untuk melakukan identifikasi langsung,” ujarnya saat dihubung Jawa Pos (Radar Cirebon Group), kemarin (4/9). Terkait korban selamat, pihak KBRI terus berkoordinasi dengan otoritas Malaysia. Menurut informasi, angka korban selama masih mencapai 20 orang. Itu terdiri dari 19 laki-laki dan 1 orang perempuan. Mereka sampai saat ini masih menjalani pemeriksaan dari pihak kepolisian di wilayah Hutan Melintang. “Sejak kemarin kami memang sudah mengirimkan staff KBRI untuk standby di kepolisian. Selain melakukan pencarian informasi mengenai kecelakan, kami juga memberikan bantuan logistik di sana,” terangnya. Hermono mengatakan, pihaknya terus mendorong agar operasi pencarian dan penyelamatan korban terus dilakukan. Hal tersebut karena kondisi cuaca di perairan cukup berbahaya. Beberapa hari ini, hujan mengguyur wilayah perairan Sabah. “Sampai saat ini diperkirakan ada 26 orang yang masih hilang. Untuk hari ini, memang proses pencarian dihentikan sekitar pukul 19.00 waktu setempat. Besok (hari ini, red), akan dilanjutkan kembali,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid menyesalkan ada insiden tersebut. Menurutnya, pihak BNP2TKI cukup kesusahan menagani para TKI karena kebanyakan bekerja tak sesuai prosedur. “Di sini lah pentingnya kerja dengan prosedur yang benar. Kalau non-prosedural kesulitan melacak dan memenuhi hak-hak pekerja,” terangnya. Meski begitu, pihaknya terus berusaha melakukan tindak lanjut terhadap korban-korban yang ada. Misalnya, mengantarkan jenazah yang tiba di Indonesia sampai ke rumah. “Selain itu, tentu saja kami akan memastikan pemenuhan hak pekerja sesuai kontrak,” terang Nusron Wahid. Dia menambahkan bahwa kecelakaan kapal yang membawa pekerja asal Indonesia melewati perbatasan Malaysia bukan pertama kali terjadi. Pada Juni lalu, sebuah kapal yang mengangkut 97 migran asal Indonesia karam di perairan bagian barat Malaysia. Insiden itu mengakibatkan puluhan orang meninggal dunia. (bil/nw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: