Puncak Haji Sesuai Jadwal
Tidak Terganggu Insiden Crane, Korban Meninggal asal Indonesia Bertambah MAKKAH- Pemerintah Arab Saudi menegaskan puncak ibadah haji yang dimulai pada 21 September nanti akan tetap berjalan seperti rencana. Pada puncak haji nanti, jutaan umat Islam dunia, termasuk jamaah Indonesia yang berjumlah 168.800 orang, akan melaksanakan rangkaian prosesi ibadah haji. Mulai dari wukuf di Arafah, bermalam di Muzdalifah, hingga melempar jumrah di Mina. Sementara itu, penyisiran korban robohnya crane di Masjidilharam yang dilakukan petugas daerah kerja (daker) Makkah berhasil menemukan lima lagi jamaah haji yang meninggal. Dengan demikian, secara keseluruhan, jumlah jamaah haji Indonesia yang meninggal karena tertimpa crane Jumat lalu (11/9) menjadi tujuh orang. Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah, Arsyad Hidayat, menyatakan, lima jamaah tersebut terverifikasi setelah tim daker Makkah mendatangi pemulasaran jenazah di Al Muaisin, Makkah, kemarin (13/9). Setelah menemukan, maktab segera mengurus sertifikasi kematian (COD) lima jenazah itu. Arsyad membeberkan identitas lima korban jamaah Indonesia yang baru terverifikasi. Mereka antara lain adalah Painem Dalio Abdullah dari kelompok terbang (kloter) Medan (MES) 08, Saparini Baharuddin Abdullah dari kloter Medan (MES) 08, Nurhayati Rasad Usman dari kloter Padang (PDG) 04, dan Ferry Mauludin Arifin dari kloter Jakarta-Bekasi (JKS) 12. Satu jenazah lagi adalah Adang Joppy Lili dari kloter JKS 16. Sebelumnya, dua jamaah wafat yang sudah diketahui identitasnya adalah Iti Rasti Darimini dan Masnauli Suuadil Hasibuan. Adang sebelumnya tidak pernah dilaporkan hilang. Dia ditemukan di Muaisin. ”Dengan demikian, jamaah haji yang telah kami pastikan meninggal berjumlah tujuh orang,” ujar dia. Arsyad menjelaskan, proses menemukan korban tidak sederhana. “Misi haji negara lain juga mengalami kesulitan untuk mendapatkan kepastian tentang kondisi jamaahnya yang menjadi korban crane roboh,” ucap Arsyad yang langsung melakukan konferensi pers dini hari itu juga begitu ada kepastian mereka jamaah Indonesia. Hingga saat ini, lanjut Arsyad, pihaknya akan terus menelusuri adanya korban jamaah lain di berbagai tempat selain Al Muaisin. Sebab, masih ada laporan satu orang belum kembali ke pemondokan setelah terjadi musibah crane yang menelan 107 korban jiwa dan 238 jamaah terluka tersebut. Dari jumlah itu, 49 korban asal Indonesia dengan 7 tewas dan 42 terluka. Untuk korban luka-luka, 18 orang sudah membaik dan kembali ke pemondokan. Sisanya masih dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS). Hingga kemarin jumlah jamaah asal Indonesia yang berada Makkah terus bertambah. Jumlahnya sudah mencapai 123.411 orang. Jumlah itu sekitar 76 persen dari seluruh jamaah haji reguler yang mencapai 155.600. Sekretaris Daker Makkah PPIH Arab Saudi Moehammad Noer Alya Fitri mengatakan, jamaah harus mewaspadai peningkatan kepadatan di Masjidilharam. “Makin banyak jamaah yang masuk Makkah, tak hanya dari Indonesia, tapi juga dari seluruh dunia,” ucap dia. Pria yang akrab disapa Nafit itu menuturkan, jamaah harus mewaspadai perubahan cuaca di Makkah. Bukan hanya itu, jamaah juga harus berhati-hati dengan situasi lalu lintas di kota kelahiran Nabi Muhammad tersebut. “Banyak jamaah kita yang lanjut usia dan risiko tinggi sehingga ketika menyeberang jalan harus berhati-hati,” ujarnya. Kondisi Masjidilharam yang semakin padat juga perlu diwaspadai jamaah. Nafit menerangkan, ada banyak pihak yang memanfaatkan hiruk pikuk di Masjidilharam. Berdasar kondisi pada penyelenggaraan tahun lalu, ketika kepadatan meningkat, selalu ada jamaah yang mengalami penipuan. ”Jamaah kecopetan, kehilangan barang, selalu ada seperti itu. Itu perlu diwaspadai,” ingatnya. Di Makkah suhu udara rata-rata saat ini sekitar 33 derajat celsius. Suhu minimal 31 derajat celsius dan maksimal mencapai 43 derajat Celsius. Kelembapan udara di Makkah setelah badai angin disertai hujan lebat Jumat lalu mencapai 59 persen. Saat ini kondisi Makkah masih panas dengan sesekali berawan pada sore hari. Cuaca seperti itu diperkirakan terus terjadi selama tiga hari ke depan. Diperkirakan, pada saat puncak haji, yaitu wukuf di Arafah, dan ibadah selanjutnya di Muzdalifah dan Mina, cuaca di Makkah masih panas. Bahkan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menjelaskan, berdasar prakiraan cuaca Saudi, pada saat puncak haji suhu udara bisa mencapai 50 derajat celsius. Karena itu, lanjut Lukman, pihaknya telah melakukan antisipasi dengan menyewa tenda yang lebih baik daripada tahun sebelumnya. Semua karpet juga diganti dengan yang baru. ”Kami tambah water cooler dan ketersediaan air tiga kali lipat karena informasinya panas masih tinggi,” kata Lukman. INVESTIGASI Kemarin (13/9) Gubernur Makkah Pangeran Khaled al-Faisal telah mengirimkan hasil investigasi awal yang mereka lakukan ke Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Nayef. Hasil ini akan dipaparkan pada Raja Salman. Penyelidikan tragedi yang menewaskan 107 jamaah haji ini dipimpin langsung oleh penasihat pangeran Faisal, Hesham al-Faleh. Tapi belum diketahui dengan pasti apa hasil penyelidikan yang telah diajukan oleh Pangeran Faisal ke Raja Salman ini. Hingga kemarin pemerintah Saudi juga belum mengumumkan secara rinci kewarganegaraan dari seluruh jamaah yang tewas akibat kejatuhan crane ini. Sejauh ini hanya diketahui di antaranya ada jamaah asal Indonesia, Thailand dan India. Sedangkan dari 238 korban luka ada penduduk Iran, Turki, Afghanistan, Mesir dan Pakistan. (*/AFP/sha/c9/kim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: