Tertipu, Dua Pasutri Calhaj Gagal Berangkat
GABUS WETAN - Harapan Sukenda (55) bersama istrinya Ny Dasmi (50) serta Carkiyah (60) dan istrinya Ny Tiwes (55) untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci hanya mimpi. Kedua pasangan suami istri (Pasutri) tersebut menjadi korban penipuan oleh sebuah perusahaan travel pemberangakatan haji bodong. Mereka (korban,red) sudah siap berangkat melalui ONH Plus. Rencananya Sukenda bersama istrinya Dasmi, akan berangkat Rabu (9/9) lalu. Sedangkan pasangan Carkiyah dan Tiwes, rencana berangkat, Jumat (11/9) lalu. Namun hingga hari pemberangkatan, tidak ada kejelasan dari pihak perusahaan travel haji tersebut. Saat ditemui di rumahnya, Dusun Karangasem, Desa Drunten Wetan, RT 09 RW 05, Kecamatan Gabus Wetan, Sukenda menceritakan, ia bersama istrinya berangkat haji melalui sebuah perusahan jasa travel dan pemberangkatan haji dengan menggunakan ONH plus. Kepada perusahaan tersebut Sukenda sudah membayar Rp240 juta. “Nama perusahaannya PT Arofah Abadi, beralamatkan di Cirebon. Tapi saya sendiri tidak tahu lokasi kantornya dimana, karena saya melalui perantara yang bernama Ustad Sobari. Saya tahu nama perusahaan itu, setelah saya menerima alat perlengkapan. Pada tas indentitas tertera nama PT Arofah Abadi. Ustadz Sobari juga warga Desa Drunten Wetan, ” ujarnya. Dirinya mengetahui pemberangkatannya gagal, setelah anaknya menghubungi pihak perusahaan tersebut. “Saya juga tidak tahu, nomor yang dihubungi itu nomor perusahaannya atau bukan. Saya sendiri kurang paham dan tidak tahu, karena segala urusan ditangani oleh anak saya,” katanya. Sukenda mengaku, kecewa tidak bisa pergi haji. Bahkan istrinya mengalami shok, karena sudah memastikan akan berangkat. Selain sudah menggelar Walimatul Safar, keluarga dan kerabatanya sudah siap – siap akan mengantarkannya. Kekecewaan juga dirasakan Carkiyah bersama istrinya Tiwen. Kepada Radar, Carkiyah, mengaku tidak tahu jika dirinya tertipu. Keduanya berangkat haji melalui ONH plus pada dengan membayar Rp245 juta. “Kami sudah siap–siap untuk berangkat. Bahkan kami sampai saat ini masih menunggu. Tapi ternyata tidak ada kejelasan. Kalau kami diajak Pak Sukenda mendaftar ke ONH Plus. Tapi Pak Sukenda dan istrinya ternyata tidak berangkat juga,” kata Carkiyah, di rumahnya RT 10 RW 05, Dusun Karangasem, Desa Drunten Wetan, Jumat (11/9). Tahun lalu Carkiyah bersama istrinya mendaftar haji biasa melalui sebuah bank pemerintah. “Kami sudah setor Rp50 juta, tapi uang tersebut saya tarik kembali kemudian mendaftar melalui ONH plus, karena kepingin cepat berangkat haji,” ujarnya. Meski mereka diduga kuat menjadi korban penipuan, namun mereka belum ada rencana untuk melaporkan kasus ini ke polisi. Sukenda maupun Carkiyah, mengaku masih berharap dapat berangkat haji oleh Perusahaan jasa travel tersebut. Beberapa kali Koran ini datang ke rumah Ustad Sobari untuk mengkonfirmasikan kasus ini, yang bersangkutan selalu tidak ada. Bahkan di sekolah Madrasah Diniyah yang dikelolanya yang tidak jauh dari rumahnya, juga tidak ada. Diduga Ustad Sobari kabur karena takut. (kom)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: