PDAM Tekan Angka Kehilangan Air
Klaim Kebocoran Air Alami Penurunan CIREBON- Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Cirebon mengalami kendala teknis dan non teknis yang membuat kebocoran aliran air. Pada tahun 2014, angka kebocoran mencapai 42 persen. Dalam kurun waktu beberapa bulan setelahnya, tingkat kebocoran mengalami penurunan hingga 37 persen. Kebocoran dianggap normal di angka 20 persen. Hal itu diyakini akan terwujud di tahun 2016. PDAM telah melakukan upaya strategis. Walikota Cirebon Drs Nasrudin Azis SH mengatakan, tingkat kebocoran mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Hal ini menunjukan PDAM Kota Cirebon telah berupaya optimal dalam mengatasi persoalan itu. Dari angka 42 persen pada 2014, mengalami penurunan hingga Agustus 2015 mencapai 37 persen. Dengan sistem dan alatan canggih yang akan diterapkan, Azis yakin angka kebocoran semakin rendah. “Kalau 20 persen dianggap normal. Saya yakin PDAM mampu menekan sampai angka itu (20 persen). Bahkan lebih bawah lagi,” ucapnya kepada Radar, kemarin. Direktur Utama PDAM Kota Cirebon Sopyan Satari SE MM mengatakan, pihaknya telah melakukan verifikasi dan pendataan persoalan yang sedang dihadapi PDAM. Di antaranya, tingkat penyediaan air baku yang belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat Kota Cirebon. Kendala lainnya, kehilangan air atau Non revenue Watter (NRW) masih tinggi. Tekanan masih belum merata dan peningkatan pelayanan belum optimal. “Kami melakukan langkah dan upaya,” ujar pria yang akrab disapa Opang ini. Untuk mengurangi kebocoran, PDAM Kota Cirebon melakukan beberapa upaya penekanan tingkat kehilangan air. Yakni membangun aplikasi Geografic Information System (GIS) yang memudahkan pendeteksian jaringan pipa terpasang dan tekanan air perwilayah. Di samping itu, lanjut Opang, PDAM membangun sistem aplikasi pencatatan meter air yang terintegrasi dengan sistem GIS tersebut. “Hal itu upaya kami menurunkan kehilangan air non fisik. Serta upaya ketepatan pencatatan meter air,” tukas Opang. Salah satu sebab kehilangan air karena sambungan ilegal. Untuk itu, PDAM Kota Cirebon terus melakukan upaya penertiban sambungan ilegal. Optimalisasi meter induk dan pengkajian Distrik Meter Area (DMA) menjadi upaya lain menurunkan tingkat kehilangan air. Untuk menaikan tingkat tekanan, PDAM melakukan identifikasi terhadap daerah pelayanan yang kurang dari 10 jam. “Dengan DMA, pengaturan air perwilayah lebih mudah. Kami juga memasang pompa tekan di wilayah dengan tekanan air sangat rendah,” terang Opang. Tidak berhenti sampai di situ, PDAM Kota Cirebon memiliki rencana program jangka panjang. Secara berkala meter air pelanggan diganti. Memperbaiki sistem jaringan distribusi agar lebih efektif dengan prioritas penerapan blok sistem (DMA). Pipa yang telah melampaui umur teknis, secara bertahap diganti. Penyusunan GIS, ujar Opang, secara bertahap akan memperbaiki sistem terpadu dengan menyempurnakan bentuk organisasi pendukungnya. Hal ini sebagai bentuk dasar terhadap berbagai hal. Mulai dari biling sistem, pencatatan meter pelanggan, sistem pelayanan yang mendukung terhadap sambungan baru, sistem kepegawaian. “Kami bentuk seksi khusus penanganan NRW. Ini untuk mengurangi tingkat kebocoran dan kehilangan air,” ucapnya. (ysf)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: