Kena Tumor Otak, Butuh Bantuan Dermawan

Kena Tumor Otak, Butuh Bantuan Dermawan

KUNINGAN - Malang benar nasib Sunani, warga Dusun Citelang RT 005/002 Desa Sangkanmulya Kecamatan Cigandamekar. Pasca pulang dari Arab Saudi, dia justru terserang tumor otak yang membuat kedua matanya buta. Uang yang dikumpulkan selama bekerja di tanah suci itu terpaksa digunakan untuk mengobati penyakitnya. Bukanya sembuh, kini kondisinya justru makin parah. Dia pun tidak bisa berobat karena tidak memiliki uang. “Sekarang saya hanya bisa pasrah. Bukan tidak mau berobat, tapi tidak ada uang. Uang dari suami yang bekerja sebagai penjual roti hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari,” ucap Sunani dengan nada lirih kepada Radar, kemarin (21/9). Sunani didampingi suaminya, Nana Nuryana mengaku, sepulang dari Arab Saudi pada tahun 2010 kepalanya kerap merasakan sakit. Dia menganggap itu sebagai sakit kepala biasa. Namun lama kelamaan sakitnya semakin terasa. Karena penasaran, dia mencoba memeriksakan diri ke dokter. Dan ternyata dia divonis mengidap kanker ganas. Kondisi tersebut membuat dia dan suaminya shock.  Kemudian, Sunani melakukan pengobatan di Rumah Sakit Cirebon dengan uang hasil bekerja menjadi TKW. Namun lama-kelaman uangnya habis. Sedangkan penyakitnya tidak kunjung sembuh. Dia pun hanya bisa pasrah dan menunggu bantuan dari pemerintah agar penyakitnya bisa diobati. “Harapan saya hanya satu, ada dermawan atau siapa saja yang mau membantu biaya pengobatan. Baik dari pemerintah desa atau kabupaten. Kami sampai saat ini belum pernah menerima bantuan,” sebutnya. Dikatakan, meski memiliki kartu BPJS Kesehatan, namun untuk biaya obat-obatan ternyata harus membeli sendiri. Padahal, jangankan untuk membeli obat, untuk makan saja kesulitan. Suaminya yang hanya bekerja menjadi pedagang roti di Tegal Jawa Tengah tidak mencukupi untuk biaya pengobatan. “Kalau saya mampu, tidak mungkin meminta bantuan seperti sekarang. Karena ketika ada uang pun, saya berobat sendiri. Saya kasian kepada suami dan anak-anak karena tidak bisa berbuat apa-apa lagi,” jelasnya. Dari pantauan Radar, kondisi rumah Sunani mengkhawatirkan. Rumahya sendiri terbuat dari diding bilik atau geribik. Dengan dua anaknya, dia mencoba bertahan hidup di saat serba kekurangan. (mus)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: