Bukan Sekadar Tren, Hijab Lebih dari Itu
Saat ini hijab menjadi tren. Beragam gaya hijab ditampilkan para model dalam peragaan busana tiap tahunnya. Selain tren, perempuan masa kini juga lebih tertarik karena model jilbab yang beragam. Mereka suka karena corak dan modifikasinya. Tren boleh ya. Tapi harus ada batasnya. Jangan sampai lupa dengan aturan dalam berpenampilan. TUJUAN hijab sebenarnya bukanlah untuk berhias tetapi menutupi aurat. Jika seorang muslimah telah berhijab sesuai aturan, itu lebih baik daripada berhijab banyak gaya tapi hanya membungkus. \"Sebagai seorang muslimah kita patut berbangga mengenakan hijab. Karena dengan berhijab, orang tidak akan melihat kita secara fisik, tetapi lebih kepada kepribadian dan kapabilitas kita,\" ujar Putri Hijab 2015 Radar Cirebon, Nur Amalia (19) belum lama ini. Bagi Nur, perempuan yang berhijab pasti akan tampak lebih cantik dan anggun. Selain itu, berhijab juga akan menjaga tubuh dari panasnya sinar matahari serta mengurangi risiko terkena kanker kulit. Ia mengibaratkan perempuan muslimah bagaikan berlian yang tidak akan sembarang disebar, tetapi disimpan dalam etalase, dan hanya orang yang telah membelinya yang dapat menyentuhnya. \"Sehingga secara tidak langsung berhijab akan menyeleksi calon suami kita,\" tambah perempuan yang sudah berhijab sejak kecil itu. Nur berharap hijab bukan hanya menjadi tren, namun sebagai hidayah Allah SWT yang turun bagi mereka yang memakainya. \"Selain itu, penggunaan hijab harus ditempatkan pada porsi yang sebenarnya. Bagaimana pun model hijab yang paling penting adalah menutupi dada. Boleh berkreasi, namun ingat bahwa menutupi dada dengan kain agar tidak menarik perhatian adalah syarat mutlak,\" tutur mahasiswi IAIN Syekh Nurjati Cirebon itu. Tidak bisa dipungkiri bahwa hijab saat ini telah menjelma menjadi bagian dari fashion, gaya hidup, hingga komoditas pasar. Namun menurut Intan Ratna Sari Adhinata, berhijab adalah suatu perintah demi kebaikan diri muslimah. \"Bukan sekadar tren dan ikut-ikutan. Hijab adalah kesucian, hijab itu adalah takwa, hijab adalah iman, hijab itu adalah rasa malu. Jadi, tidak ada alasan dari seorang perempuan muslimah untuk tidak menjaga hijabnya,\" tutur perempuan kelahiran 26 Maret 1993 itu. Intan mengaku bangga dengan tren hijab yang berkembang di Indonesia. Perkembangan tersebut membuat banyak muslimah yang akhirnya menutup auratnya. \"Untuk muslimah yang sudah mengenakan jilbab, semoga istiqomah dan berpegang teguh untuk menjalankan syariat menutup aurat. Dan untuk muslimah yang belum mengenakan jilbab, semoga bersegera menjemput hidayah dalam menutup aurat,\" harap Intan yang kini tercatat sebagai mahasiswi Unswagati Cirebon. Seorang perempuan yang berhijab berarti dirinya telah menyadari bahwa salah satu ibadah yang wajib dilakukan oleh seorang muslimah yang telah baligh adalah berhijab. Ungkapan itu dilontarkan Nailil Fitri Faqih. Nailil yang hidup di keluarga dan lingkungan pesantren sudah berhijab. Menurutnya, hijab sangat membantu untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dalam beribadah dan memperbaiki akhlak. \"Jangan pernah takut untuk berhijab, takut karena menghambat sekolah atau karir. Allah sang pemberi rezeki, dan sudah terlihat bukti bahwa seorang yang berhijab tetap bisa berprestasi dan berkarir dengan baik,\" ujar perempuan kelahiran 18 Mei 1993 itu. Nailil yang sehari-hari membantu mengajar di pesantren orang tuanya mengatakan, jangan pernah takut berhijab karena ibadah dan akhlak yang masih jauh dari kata sempurna. Hijab justru akan membantu untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. \"Semoga kita sesama muslimah dapat terus bermetamrfosis menjadi pribadi yang lebih baik dan saling mendukung untuk menjadi muslimah yang takwa, anggun, kuat, dan cerdas,\" pesannya. (mike dwi setiawati)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: