Pembersihan Bendungan Makan Waktu Lebih Lama

Pembersihan Bendungan Makan Waktu Lebih Lama

MAJALENGKA – Pengeringan bendungan rentang untuk keperluan pembersihan saluran dipastikan bakal dilakukan lebih lama dari jadwal biasanya. Sebab, kondisi permukaan air pada saluran anakan dari sungai induk Cimanuk yakni Sindupraja dan Cipelang sudah mengering. Kepala pengelola bendungan rentang, Dadi Supradi memastikan jika jadwal pengeringan saluran induk Cimanuk dan saluran sekunder Cipelang serta Sindupraja bakal mulai dilakukan 1 oktober mendatang. Prosesnya dilakukan secara bergiliran di tiga saluran air yang dikelola bendungan rentang tersebut, dimulai dari saluran induk, saluran Cipelang, dan saluran Sindupraja. Biasanya pengeringan dan pembersihan rutin tahunan ini berlangsung selama tujuh hari. Tetapi tahun ini dia memprediksi jika proses pengeringan dan pembersihan dasar dan dinding saluran dari sedimentasi lumpur serta sampah-sampah yang tersangkut, bakal memakan waktu hingga 10 hari sampai dengan dua minggu. Hal itu disebabkan oleh kondisi saluran induk Cimanuk dan saluran anakan Sindupraja serta Cipelang sudah sangat kering. Bahkan, pada saluran Sindupraja di bagian terdalamnya saja, air tinggal tersisa belasan sentimeter. Pada bagian lainnya bahkan sudah terlihat tanah di dasar bendungan dengan kondisi retak-retak saking keringnya dasar saluran tersebut. “Kalau sekarang (pengeringan dan pembersihan) sepertinya memakan waktu lebih lama, karena dasar salurannya sudah banyak yang mengering. Sehingga akan lebih sulit dilakukan pembersihan walaupun dengan menggunakan alat berat, sedangkan sedimentasi lumpurnya harus dibersihkan sampai menyentuh dinding dasar saluran bendungan,” paparnya. Ditanya apakah penyebab mengeringnya air ini akibat disumbatnya sebagian aliran sungai cimanuk di kawasan Jatigede untuk penggenangan waduk, dia menjawab tidak menutup kemungkinan akibat hal tersebut. “Ya mungkin saja ada hubungannya,” tuturnya. Namun, penyebab lainnya juga dimungkinkan karena kondisi musim kemarau saat ini tengah memasuki puncak-puncaknya yang menyebabkan sisa air di bendungan lebih cepat menguap dan menyerap ke dasar sungai yang lapisannya masih berupa lempengan tanah. Sementara itu, rencana pengeringan bendungan rentang pada saluran induk Cimanuk dan saluran anakan Cipelang dan Sindupraja dikhawatirkan warga terus memicu pendangkalan atau mengurangi cadangan air tanah di sumur-sumur milik warga. Tauhid, warga Desa Panyingkiran Kecamatan Jatitujuh mengaku jika saat ini saja akibat debit air di saluran-saluran induk Cimanuk dan anakannya mengering, sudah terasa pengaruhnya pada penyusutan ketingian sumur maupun ketersediaan air tanah di sumur warga. Sebab selama ini warga meyakini jika sumur milik mereka terutama yang kediamannya dekat dengan saluran sungai Cimanuk dan anakannya bisa mengeluarkan air karena air tanah dari resapan sungai-sungai tersebut. Sehingga tidak adanya resapan air selama beberapa hari, dikhawatirkan berpengaruh pada cadangan air sumur mereka. “Sekarang saja sumur sudah terasa menyusut debitnya, karena debit air di sungainya mengering. Kalau biasanya ngisi satu toren besar hanya butuh waktu sepuluh menitan, sekarang bisa sampe setengah jam, karena memang air yang ngocor dari pompa sumurnya debitnya sangat kecil. Apalagi nanti kalau pas sungainya dikeringkan dalam waktu yang lebih lama,” imbuhnya. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: