1 Jamaah Kuningan Ditemukan, 1 Misterius
SATU dari dua jamaah asal Kabupaten Kuningan yang hilang usai peristiwa Mina, akhirnya ditemukan. Dia adalah Sofyan Haerudin. Pria empat anak ini ditemukan tengah dirawat di RS Malik Abdul Aziz Jeddah. Sementara itu Maesaroh belum ditemukan. Saat ini guru PAUD itu masih dicari. Bukan hanya petugas, saudarnya yang ada di Tanah Suci juga sibuk melakukan pencarian. “Kabar gembira tadi (kemarin) jam setengah 6 Pak Kanwil Kemenag Jabar menelpon langsung dari Makkah untuk mengebarkan Pak Sofyan dirawat di RS Malik Abdul Aziz Jeddah. Sedangkan Bu Maesaroh masih dalam pencarian. Mohon doanya kepada warga Kuningan,” ucap Kepala Kemenag Kuningan Drs H Undang Munawar melalui Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah H Hamzah Rukmana MAg, Rabu (30/9). Diterangkan, diketahuinya keberaadan Sofyan di RS dari foto yang dicocokkan dengan wajahnya. Pihak Kemenag tentu sangat gembira dengan informasi ini. Mengenai Maesaroh, Hamzah menegaskan pihaknya masih terus melakukan pencairan dan terus melakukan koordinasi dengan pihak Daker Makkah. Semoga bisa ditemukan secepatnya agar bisa kembali ke Kuningan pada tanggal 7 atau 8 Oktober. “Kami mohon warga Kuningan untuk mendoakan jamaah yang belum ditemukan,” harap Hamzah. Sementara itu, dalam kesempatan itu diinformasikan ada satu jamaah Kuningan yang meninggal dunia. Mengenai data lengkap pihak Kemenag tengah menunggu laporan dari ketua kloter. “Dengan ada kejadian yang meninggal maka jumlah jamaah yang meninggal ada 3 orang. Kami terus berdoa agar jamaah asal Kuningan diberikan keselamtan sehingga bisa berkumpul dengan keluarga,” jelasnya. Terpisah, Kades Muncangela, Kecamatan Cipicung, H Kahi Hidayat, membenarkan mengenai informasi soal Sofyan yang juga keponakannya itu akhirnya ditemukan di rumah sakit. Mengenai keberadaan Maesaroh yang juga istri dari Sofyan, diakui terus dicari. “Alhamdulillah akhirnya ditemukan. Kami belum mengetahui pasti kondosinya. Tapi dengan masih hidup tentu melegakan keluarga. Meski sebenarya masih was-was karena istrinya belum ditemukan,” ucap Kahi. Pria yang pernah berangkat ke Tanah Suci pada tahun 2010 itu menyebutkan, ketika pertama kali pihak keluarga Sofyan diberi informasi mengenai belum kembalinya ke maktab atau pemondokan cukup kaget. Tapi, kedua orang tua cukup paham ketika anak dan mantunya itu saat ini tengah dicari. “Kalau untuk doa terus dipanjatkan dan itu sudah rutin dilakukan sejak keberangkatan,” jelas Kahi. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: