Banyak Kejadian di 2015, Tuntut Arab Saudi Perbaiki Layanan
BANYAKNYA kejadian yang dialami jamah haji Indonesia tahun ini membuat Amirulhaj yang juga Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bersikap. Lukman mengatakan akan memberikan masukan khusus atau rekomendasi kepada Pemerintah Arab Saudi untuk memperbaiki layanan haji tahun depan. Mengingat jamaah Indonesia yang terbanyak di dunia mengalami atau terkena langsung kejadian yang merenggut banyak nyawa jamah haji. Pada peristiwa jatuhnya crane (11/9) misalnya, 11 jamaah wafat, puluhan luka, bahkan seorang tidak teridentifikasi hingga kini. Sedangkan pada kejadian tragedi Mina di Jalan Arab 204 sementara ada 59 jamah Indonesia meninggal, 74 hilang, lima luka. Tak hanya itu saat angin kencang di Arafah, tenda roboh, listrik padam. Dampaknya tak terduga selain water cooler tak berfungsi, peralatan kesehatan yang bergantung listrik tak bisa digunakan. \"Akibatnya banyak jamaah meninggal karena dehidrasi dan peralatan kedokteran tak berfungsi,\" tutur Menag saat mendatangi Madinatul hujaz (tempat pemeiksaan bagasi jamaah di Jeddah, Kamis (1/10). Catatan Jawa Pos (Radar Cirebon Group) saat di Arafah-Mina setidaknya 53 jamaah meninggal karena sakit. Di Arafah dalam sehari saja 24 jamaah meninggal karena dehidrasi (heatstroke) dan penyakit bawaan lainnya. Sementara saat di Mina, di luar korban tragedi selama empat hari 10-13 Dzulhijah, puluhan jamaah meninggal. Mereka meninggal di pos kesehatan BPHI Mina. Sehari bisa sampai delapan jamaah. Selain hawa panas yang mencapai hingga 46 derajat celcius, angin, juga karena listrik mati. Karena itulah menag melakukan protes resmi ke pemerintah Arab Saudi. Ada tiga hal yang dituntut menag agar ada perbaikan layanan haji. Pertama agar tenda di Arafah dibangun permanen seperti di Mina. Sehingga tak mudah roboh dan membahayakan jamaah. \"Padahal kekuatan angin saat itu tidak seperti ketika ada kecelakaan crane. Kalau anginnya seperti saat itu, apa jadinya tenda tenda di Arafah,\" tuturnya. Juga dibangun pembangkit listrik permanen di Arafah. Tidak menggunakan genset seperti sekarang. \"Tidak ada susahnya bagi negara seperti Arab Saudi untuk membangun tenda dan pembangkit listrik di Arafah. Sehingga jamaah haji bisa lebih nyaman dan khusuk beribadah,\" katanya. Selain itu, tuntutan pemerintah Indonesia, agar tenda di Mina dibuat bertingkat. Sehingga tak perlu ada perluasan ke Mina Jadid. Menurut menag, bermalam (mabit) di Mina, jika dilakukan di Mina Jadid masih ada pertentangan secara syar\'i, sah dan tidaknya. Karena Mina terletak jauh dari Mina sekitar 5 km, lebih dekat ke Muzdalifah. Kawasan Mina Jadid melewati tenda tenda negara lain, seperti Arab, Malaysia, Afrika, dan lainnya. \"Karena itulah kami akan meminta Saudi membangun tenda di Mina secara bertingkat, sehingga tidak ada jamaah Indonesia yang harus tinggal di Mina Jadid. Menurut menag, seharusnya Saudi bisa melakukan itu karena bisa membangun jamarat (tempat lempar jumrah yang sangat megah dengan tiga tingkat. \"Kami akan kirimkan resmi permintaah itu kepada pemerintah Arab Saudi agar ada perbaikan ke depannya,\" kata Lukman. (end)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: