Pasar Baru, Nasibmu Kini…

Pasar Baru, Nasibmu Kini…

Megah Sih… Tapi Sepi Pembeli \"coverstory-1\"Awalnya, Pasar Baru yang diresmikan penggunaannya bulan Maret 2015 diharapkan menjadi pusat perekonomian masyarakat di Kabupaten Kuningan. Pemerintah pun kemudian menggandeng pihak ketiga untuk membangun pasar yang pernah ludes terbakar tersebut. Sebuah bank menyetujui untuk memberikan pinjaman guna membangun kembali pasar tersebut. Proses pembangunan berjalan sesuai yang diinginkan pemerintah dan pihak ketiga. Alokasi anggaran untuk pembangunannya mencapai puluhan miliar Rupiah. Kendati sempat mendapat protes dari para penghuni lama, namun pembangunan pasar terbesar di Kota Kuda itu tidak terhambat. Pelan namun pasti, pengembang mampu membangun pasar yang representatif, bersih, nyaman dan modern. Berbeda dengan pasar-pasar tradisional lainnya, pengembang membawa konsep baru dalam pembangunannya. Mirip aula besar, pasar ini tak memiliki sekat antara satu los dengan los lainnya. Saat mau masuk ke dalam pasar, ada jejeran toko dan ruko yang sengaja dibangun pengembang. Ventilasi udara yang terbuka memungkinkan sirkulasi udara berjalan dengan baik. Begitu juga dengan fasilitas pendukungnya seperti area parkir dan sarana ibadah berupa masjid. Pengembang nampaknya benar-benar ingin membuat pasar ini menjadi ikon baru pasar tradisional di Kabupaten Kuningan, bahkan wilayah III Cirebon. Bangunan pasar yang megah dan modern itu membuat bangga Bupati Hj Utje Ch Suganda dan Wabup H Acep Purnama. Pujian deras meluncur dari orang nomor satu di Kuningan itu menyangkut kondisi Pasar Baru pasca dibangun kembali. “Pasar Baru sekarang sangat megah, modern, bersih, indah dan nyaman,” kata Utje kala meresmikan pasar ini, Maret silam. Untuk membangun Pasar Baru, dana yang dikeluarkan mencapai Rp64 miliar dengan pembangunan memakan waktu nyaris dua tahun, yakni mulai tahun 2013 dan rampung di tahun 2015. Pemerintah sama sekali tidak mengeluarkan anggaran dalam proses pembangunan. Semuanya ditangani pihak ketiga yakni PT ASP Land Development, perusahaan lokal yang tengah berkembang. Total ruko, kios dan los di Pasar Baru sebanyak 886 buah. Rinciannya, 36 sebanyak ruko, kemudian 394 kios dan 456 los. Ditambah lagi dengan fasilitas umum berupa lahan parkir yang cukup luas, ruang terbuka hijau, masjid, terminal mini di sebelah utara serta sebuah unit pengelolaan sampah yang memadai. “Harus diingat pembangunan kembali Pasar Baru ini merupakan salah satu komitmen saya dengan Pak Haji Acep Purnama untuk memberikan peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Dengan pasar yang kondisinya jauh lebih bagus, maka pengunjung akan lebih banyak datang. Sehingga bisa meningkatkan pendapatan para pedagang dan berujung dengan naiknya kesejahteraan masyarakat,” ucap bupati sewaktu memberikan sambutan peresmian pasar terbesar di Kota Kuda tersebut. Tapi sayangnya, keinginan bupati agar para penghuni Pasar Baru kesejahteraan meningkat, ternyata hingga saat ini belum kesampaian. Penyebabnya, masyarakat yang berbelanja atau datang ke pasar tersebut menurun drastis. Alhasil, para pedagang kesulitan untuk membayar cicilan los, kios dan ruko. Tak sedikit pedagang yang akhirnya memilih menghentikan usahanya untuk sementara waktu karena tidak lagi mampu membayar retribusi dan cicilan. Itu terlihat dari banyaknya pedagang yang menempati los memilih untuk tidak melanjutkan usahanya. “Ketika baru diresmikan, los ini terbilang ramai oleh pengunjung. Pedagang juga bisa bernapas lega karena memperoleh pemasukan untuk membayar retribusi, cicilan dan dibawa pulang. Tapi sekarang kondisinya jauh terbalik, tidak sesuai yang diharapkan. Pengunjung yang datang tidak seramai usai peresmian. Karena pengunjung yang berbelanja sedikit otomatis pendapatan juga berkurang. Imbasnya, banyak rekan pedagang yang menutup usahanya,” tutur beberapa pedagang yang menempati los di Pasar Baru. Kabid Pengelolaan Pasar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Nana Mulyana mengakui jika pengunjung pasar mengalami penurunan. Dia tidak tahu penyebab menurunnya minat masyarakat berbelanja di Pasar Baru. Padahal dari segi fasilitas, pasar ini terbilang sangat lengkap, modern serta mudah dijangkau. Meski begitu, pihaknya terus berupaya untuk meramaikan pasar dengan berbagai program. “Selain Pasar Baru, banyak pasar tradisional yang membutuhkan perhatian. Kami akan terus berusaha meramaikan pasar. Caranya dengan menjalin kerja sama dengan pihak lain terutama swasta,” ungkapnya. (agus panther sugiarto)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: