PDAM Prioritaskan Bantuan ke Wilayah Utara
SUMBER- PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon memprioritaskan wilayah utara untuk pendistribusian air bersih. Direktur utama PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon, Suharyaddi SE mengatakan PDAM memiliki 7 armada tangki air bersih dan bisa menampung tiga rit. Artinya, setiap hari secara bergilir PDAM mengalokasikan air bersih sebanyak 21 tangki ke berbagai wilayah di Kabupaten Cirebon. \"Daerah Utara, terutama Kapetakan menjadi prioritas kami untuk pendistribusian air. Dan setiap hari di Kapetakan ada pendistribusian air,\" ungkap Suharyadi. Hanya saja, lanjutnya, pendistribusian air tersebut diserahkan langsung pada pemerintah desa setempat. Pasalnya, berdasarkan pengalaman sebelumnya pembagian air bersih rawan ricuh bila dilakukan oleh PDAM. \"Pendistribusian air saya serahkan ke pemerintah desa supaya tidak saling berebut. Pihak Pemdes juga lebih tahu mana saja blok yang menjadi prioritas pembagian air,” lanjutnya. Karena banyak daerah yang harus mendapatkan air bersih, PDAM pun menerapkan sistem bergilir. Namun Suharyadi menegaskan di wilayah utara minimalnya ada tujuh tangki yang didistribusikan. PDAM sendiri ungkap Suharyadi, memiliki harapan besar pada waduk Jatigede. Sebab, waduk tersebut akan mengatasi persoalan kekeringan di Kabupaten Cirebon. \"Kami mohon kesabaran masyarakat atas ujian ini. Ini semata-mata karena faktor alam dan kami tidak bisa menghindari karena ini juga merupakan ujian Yang Maha Kuasa. Tapi ke depan jangan khawatir, karena kami menaruh harapan besar terhadap waduk jati gede. Karena setelah air dilepas dan difungsikan maka akan menjadi solusi bagi kami,\" harapnya. Lebih dari itu, dalam waktu dekat PDAM akan mengusulkan bantuan ke pemerintah pusat berupa pembangunan embung air baku dengan kapasitas 360ribu meter kubik. Ia juga akan mengusulkan bantuan pembebesan lahan di wilayah Kapetakan sebagai rencana lokasi pembangunan embung. \"Kami dalam waktu dekat akan mengusulkan bantuan pembangunan embung dan bantuan pembebasan untuk lahan sekitar 7 hektare di Kapetakan. Usulan ini sudah kami buat dalam draf proposal bantuan. Mudah-mudahan Kementerian PU dapat merealisasikannya. Ini kami lakukan karena layanan air minum di wilayah Pantura belum optimal, andal dan berkesinambungan,\" pungkasnya. Mengenai adanya tagihan PDAM yang tidak ngocor, Suharyadi mengaku pada September lalu, pelanggan sama sekali tidak dikenakan tagihan pemakaian juga beban rekening. Hal itu dilakukan karena PDAM menyadari pelayanan yang diberikan pada pelanggan tidak maksimal. “Tapi waktu Agustus lalu, dari pemakaian normal minimalnya 0-10 kubik kami tetap mengeluarkan tagihan. Mengapa? Karena pada bulan itu air masih berjalan. Dan kalau ada warga yang menggunakan air hanya dua kubik maka kami yang tagih hanya dua kubik dengan beban Rp7.000 per rekening,\" tegasnya. Suharyadi pun menyarankan bila ada pelanggan yang merasa dirugikan bisa datang langsung ke masing-masing kantor cabang PDAM. (via)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: