Bakal Nekat Temui Bupati Minta Bantuan Modal

Bakal Nekat Temui Bupati Minta Bantuan Modal

  Cerita Para Pedagang Pasar Jungjang, Arjawinangun Rois Nofal (53), salah seorang pedagang sembako yang 4 kiosnya habis dilahap si jago merah, mengakui kini tidak bisa berbuat apa-apa selain mengharapkan bantuan dari pemerintah desa maupun Pemkab Cirebon. Rois sendiri mengaku mengalami kerugian Rp200 juta. “Sebelum kebakaran terjadi, sore hari saya sama istri habis belanja. Mendengar kabar pasar terbakar saya lemas dan langsung ke lokasi. Begitu datang ke lokasi kios-kios saya sudah tidak bisa diselamatkan,” ujarnya sambil mencari puing-puing bekas kebakaran yang bisa dijual, Minggu (11/10). Rois mengaku dirinya dengan terpaksa menganggur dan hanya mengharapkan bantuan dari pemerintah daerah. “Untuk sementara saya nganggur dulu hingga adanya bantuan dari pemerintah. Karena saat kebakaran semua barang dagangan tidak sempat diamankan. Ya nggak ada yang selamat. Ini saja saya sama keluarga memungut puing-puing barangkali masih bisa dijual. Ya mungkin ke depannya saya akan coba jualan lagi melalui dana pinjaman,” akunya. Pedagang lainnya, Suhartono, juga mengalami kerugian yang cukup banyak, sekitar Rp150 juta. tiga kios miliknya ludes terbakar bersama barang dagangnnya. “Ini habis semua Mas. Saya bingung nanti bisa jualan lagi apa tidak. Sedangkan tiga kios ini harta kami yang tersisa. Setelah terbakar, kami bgingun mau meminta bantuan sama siapa,” katanya. Dia hanya berharapkan ada bantuan modal dari pemerintah. Meskipun pasar ini milik pemerintah desa, namun dirinya sebagai masyarakat Cirebon berhak mendapatkan bantuan saat dilanda musibah. “Modal semuanya sudah habis. Kami menginginkan adanya bantuan dari pemerintah untuk bisa berjualan lagi, agar kami bisa memberikan nafkah kepada anak dan istri,” ungkapnya. Mengingat pasar ini milik pemerintah desa, ia dan pedagang pasar lainnya akan membentuk persatuan pedagang untuk menghadap bupati. “Kami bersama pedangan lainnya akan menghadap bupati untuk memberikan kebijakan bantuan kepada korban kebakaran. Meskipun pasar ini milik desa, dan yang bertanggung jawab pihak desa, tetapi kami masyarakat Cirebon yang berhak menerima bantuan dari pemerintah daerah,” tegasnya. Sementara warga Cirebon, Abu Tolkha Nawawi mengaku prihatin atas kurang tanggapnya Pemkab Cirebon dalam menghadapi musibah. Meskipun musibah yang terjadi di Pasar Jungjang bukan kewenangan pemkab, semestinya lebih memiliki sikap kepedulian terhadap warga yang sedang terkena bencana. \"Apapun alasannya, Pemkab Cirebon sudah semestinya memiliki rasa kepedulian dan tanggung jawab. Pemkab Cirebon harus peduli dan segera membantu, jangan sampai kemudian masyarakat dan pedagang beprasangka buruk duluan. Jangan sampai warga berpikiran jangan-jangan ini ada unsur kesengajaan,\" ungkapnya. Terkait lambatnya penanganan tugas pemadam kebakaran (Damkar) dalam menjinakan api. Abu Tolkha meminta ke depan Pemkab pun segera sigap dan gesit dalam menghadapi persoalan. \"Intinya harus cepat tanggap. Pemkab juga harus menyediakan alat hydrant yang lebih reprsesentatif,\" imbuhnya. (*/via)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: