BMW Tewaskan Lima Ibu di Tol
Para Korban Diseruduk saat Berdiri di Sisi Tol Kanci-Pejagan CIREBON- Kecelakaan lalu lintas di tol dan merenggut korban jiwa terulang lagi. Kemarin, lima ibu meregang nyawa setelah dihajar mobil BMW yang melaju dari arah Pejagan menuju Kanci di KM 231+500 sekitar pukul 12.15. Lima korban tewas seluruhnya berjenis kelamin perempuan. Para korban yang bekerja sebagai petani bawang ini rencananya pulang ke rumah dengan menyeberang jalan di dalam tol. Data yang berhasil dihimpun Radar, saat itu rombongan baru saja naik ke atas bahu jalan di sisi selatan tol. Karena menunggu rekan mereka yang masih tertinggal, kelima korban kemudian berdiri sejajar di sisi tol. Saat bersamaan, datang dari arah Pejagan mobil BMW silver nopol BA 999 VR yang dikemudikan Nasa Graha Wiguna (29) warga Kelurahan Cicadas, Bandung. Dalam kecepatan tinggi, mobil tiba-tiba oleng kiri dan menabrak rombongan petani bawang tersebut. Kelima korban terpental dan saling berpencar. Ada yang masih di bahu jalan, ada juga yang berada di bawah parit. Dua korban tewas di tempat yakni Casri (42) dan Waheni (24). Sementara tiga lainnya meninggal saat proses evakuasi ke rumah sakit. Ketiganya yakni Wati (68), Ijah (72), serta Emi Tarkemi (44). Seluruh korban merupakan warga Desa Hulubanteng Kidul. Panit PJR Palikanci-Pejagan, Iptu Sae Mulyana yang ditemui di kantornya mengatakan pihaknya sudah melakukan olah TKP dan mengamankan barang bukti berupa mobil BMW. Sopir mobil dan tiga penumpang di dalamnya diamankan ke Unit Laka Lantas Polres Cirebon untuk dimintai keterangan. Sementara Kadus Desa Hulubanteng Kidul, Kanedi, saat ditemui koran ini di kamar mayat RSUD Gunung Jati mengatakan saat itu lima warganya itu belum sampai menyeberang ke jalan tol. Kelima korban tengah berdiri menunggu rekannya yang saat itu masih tertinggal di bawah parit. “Mobil itu tiba-tiba oleng. Kalau informasi yang diterima sepertinya sopir dalam kondisi ngantuk,” tuturnya. Ia pun mengatakan bahwa rute menyebrang jalan tol tersebut biasa ditempuh warganya yang hendak bekerja di ladang. Karena jika harus mengambil rute melewati jembatan penyeberangan, rutenya terlalu jauh. Hal itu yang membuat warganya sering memilih menyeberang di dalam tol. “Kita belum tahu apakah nanti dapat santunan atau tidak. Yang jelas kita urus dulu jenazah. Sepertinya jika melihat proses visum kemungkinan baru dikubur esok (hari ini, red),” ungkapnya. (dri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: