Dilempari Batu dari Atas Omprengan, Pelajar SMP Tewas

Dilempari Batu dari Atas Omprengan, Pelajar SMP Tewas

CIREBON – Kabar duka datang dari dunia pendidikan di Kota Cirebon. Seorang pelajar SMPN 14 Kota Cirebon, Aris Suryadi (14) tewas setelah mengalami koma selama enam hari di ICU RSUD Waled Kabupaten Cirebon, Selasa (13/10) dinihari kemarin. Sebelum koma, warga RT 02 RW 06 Blok Karang Glindingan Desa Mundu Pesisir itu korban lemparan batu oleh pelajar lain yang saat itu tengah naik mobil omprengan di pinggir Jalan Raya Bypass Kp Karanganom Kelurahan Pegambiran Kota Cirebon. Data yang berhasil dihimpun Radar, saat itu korban bersama sejumlah rekan satu sekolahnya tengah menunggu angkot sehabis main ke rumah salah satu temannya di Kp Karanganom, sekitar pukul 13.00 WIB, tiba-tiba datang mobil omprengan yang di atasnya terdapat sekitar 11 siswa dari SMPN di Kota Cirebon yang melaju dari arah Terminal Harjamukti menuju arah Pegambiran. Di atas omprengan, rupanya salah seorang siswa yang belakangan diketahui berinisial Fm (13) melemparkan batu sebesar kepalan tangan orang dewasa ke arah kerumunan korban dan rekan-rekannya. Batu tersebut sebenarnya meleset dari sasaran dan mengenai pohon yang berada persis di sebelah korban berdiri dan kemudian baru memantul ke arah kepala korban bagian samping sebelah kiri. Korban langsung tak sadarkan diri, meski kepalanya tidak mengeluarkan darah. Korban yang pingsan kemudian dibawa ke rumah temannya yang tak jauh dari TKP dan kemudian diantarkan ke rumahnya di Mundu. Setelah dari Mundu, korban kemudian dibawa ke RS Pelabuhan, namun karena tidak bisa menggunakan BPJS, akhirnya korban kemudian dibawa ke RS Waled menggunakan mobil ambulans dari RS Pelabuhan. “Sebelum kita bawa, kita cek dulu ICU setiap rumah sakit, dari mulai RS Mitra, Gunung Jati sampai yang terakhir ada itu di RS Waled,” ujar Agus Kholik, paman korban yang juga mantan kuwu Desa Mundu Pesisir. Setelah dirawat di ICU RS Waled, korban kemudian dioperasi karena ada gumpalan darah di bagian kepala, selain itu diduga sejumlah tulang kepala korban juga mengalami retak bahkan remuk pada bagian yang terkena lemparan batu. Keluarga korban yang tak menyangka korban akan meninggal dunia, terlambat melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Baru setelah tiga hari dirawat dan dirasa kondisi korban terus memburuk, keluarga baru melaporkan kasus tersebut ke Polsek Seltim. Petugas kemudian bergerak cepat, 11 pelajar yang diduga terkait insiden tersebut diamankan dan dibawa ke Mako Polsek untuk dimintai keterangan. Dari 11 pelajar tersebut kemudian mengarah ke satu nama Fm yang kemudian ditetapkan sebagai tersangka. Menurut keterangan kerabat korban, Fm sudah dikeluarkan dari tempat sekolahnya. “Kebetulan ada rekan korban yang hapal sama salah satu pelaku. jadi tugas polisi mungkin bisa lebih muda memecahkan kasus ini,” ucap Agus. Aris Suryadi (14) merupakan anak semata wayang Ny Sunima (45). Untuk membiayai sekolah korban, Sunima harus rela banting tulang karena sudah menjanda beberapa tahun setelah ditinggal mati sang suami. Ia bekerja seadanya agar bisa menyekolahkan korban. “Kalau menurut saya, korban ini anak yang cerdas, buktinya dia bisa masuk sekolah favorit. Yang saya sesalkan kenapa korban harus meninggal secepat dan dengan cara seperti ini,” imbuh Agus. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: