Rossi Ancam Boikot GP Valencia

Rossi Ancam Boikot GP Valencia

Marquez Tak Gubris Aturan Tak Tertulis SEPANG -  Pertengkaran Valentino Rossi dan Marc Marquez yang berujung pada insiden tabrakan di tikungan 14 Sirkuit Sepang Minggu (25/10) kini membelah “dunia” menjadi dua. Di satu sisi mengutuki Rossi karena “membalap dengan kaki”, sedangkan di bagian lainnya menyumpahi Marquez dengan kata-kata sengit lantaran tidak sportif. Pertempuran tidak berhenti di Sepang. Sebagai buntutnya para pendukung kedua kubu saling terkam di media sosial. Tentu dengan argumennya masing-masing, baik yang masuk akal maupun yang konyol. Hanya dalam satu hal dua kutub tersebut “sepakat untuk tidak sepakat” bahwa sangsi terhadap Rossi tidak adil. Keputusan sudah diambil. Penambahan penalti tiga poin berarti the Doctor akan memulai balapan di seri penentuan Valencia pada posisi buncit. Yamaha sudah berjuang untuk banding tapi gagal. Tidak ada “kasasi” dalam aturan MotoGP. Sekali ditolak berarti keputusan itu berkekuatan hukum tetap. Kini perjuangan Yamaha diteruskan para netizen dengan membuat petisi yang mendesak sangsi tersebut dicabut. Sampai kemarin sore sudah lebih 167,109 ribu orang yang ikut menandatangani petisi tersebut. Butuh sekira 32 ribu lagi untuk mencapai 200 ribu orang. Bukan hanya menentang penjatuhan sangsi tapi juga mendorong sebuah suasana balapan yang bersih. Banyak yang menyamakan insiden tersebut mirip pertengkaran antara Zinedine Zidane dan Marco Materazzi pada piala dunia 2006. Karena provokasi berlebihan dari Marquez Zidane muntab hingga menandukkan kepalanya ke dada Materazzi. Rossi sendiri sudah melontarkan ancaman boikot pada seri penentuan di Valencia dua pekan mendatang. Rasa kecewanya terhadap sangsi penalti tiga poin itu sudah diubun-ubun. Dia merasa tidak menendang Marquez hingga jatuh, meski mengakui manuvernya disengaja untuk membuat rivalnya itu melebar di tikungan, agar bisa segera memacu motornya mengejar Lorenzo. “Mungkin aku bahkan tidak akan start (di Valencia), aku harus memutuskannya,” ujarnya dalam jumpa pers usai balapan di GP Sepang seperti dikutip Motorsport.com. “Aku ulangi: aku menyesal dia terjatuh karena aku hanya ingin mengganggunya,” tandasnya. Rossi menyebut dirinya adalah pembalap yang fair. Poin penalti pertama sepanjang karirnya didapat di Misano karena kesalahan pada sesi kualifikasi. “(Dengan melakukan kesalahan kecil) itupun aku tidak mendapat keuntungan apapun dari Lorenzo ( yang tetap meraih pole position meski sempat terhadang dengan manuver Rossi,” katanya. Tentu ancaman boikot tersebut adalah cara Rossi untuk meningkatkan posisi tawarnya di hadapan race direction. Dengan absennya Rossi di seri akhir pertarungan gelar juara tidak akan seru. Bahkan balapan tidak perlu ada. Rossi juga mengaku mengaku telah mendapatkan konfirmasi dari manajer pembalap Honda Emilio Alzamora bahwa tindakan Marquez tersebut merupakan balas dendam atas insiden di GP Argentina. Saat itu Rossi dianggap melakukan manuver berbahaya yang mengakibatkan Marquez terjatuh dan gagal finis. “Aku mendapat konfirmasi dari Alzamora: dia bilang Marc menganggap akulah yang membuatnya kehilangan titel juara dunia. Dia (Marquez) benar-benar pecundang,” sengitnya. Dalam jumpa awal pekan lalu Marquez sudah membantah tuduhan tersebut. Dia mengaku sudah melupakan insiden tersebut dan sama sekali hanya fokus untuk menjuarai balapan di sisa musim. “Karena itu aku terkejut dengan komentar Valentino Kamis lalu,” ujarnya. Insiden tersebut, tandasnya, nyata-nyata karena Rossi kehilangan kontrol pada emosinya karena tak punya kecepatan cukup untuk mengejar Lorenzo. Meski unggul tujuh poin posisi Rossi memang sulit untuk mengejar juara dunia. “Penalti ini seperti mengamputasi kakiku,” tandasnya. Jika Lorenzo finis pertama setidaknya Rossi harus finis runner up. Dengan mengepras selisih lima poin, Rossi masih bisa unggul dua poin. Jika hanya finis ketiga gelar juara dunianya sudah pasti tak terkejar. Andai Lorenzo finis kedua, setidaknya Rossi musti menyelesaikan balapan di urutan ketiga dengan raihan 16 poin. Dengan posisi tersebut Rossi unggul tiga poin. Kemudian andai duo Honda asal Spanyol Marquez dan Dani Pedrosa berhasil finis 1-2 dan Lorenzo finis ketiga, tugas Rossi lebih ringan lagi. Hanya perlu finis keenam dengan raihan 10 poin. Maka juara dunia bisa diamankan dengan selisih kemenangan satu angka. (cak)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: