Setiap Tahun 3 Juta Orang Melamar

Setiap Tahun 3 Juta Orang Melamar

FASILITAS kerja dan gaji nomor satu tak pelak membuat Google menjadi perusahaan yang paling didambakan karyawan di seluruh dunia –versi hampir semua lembaga survei. Dengan status mentereng seperti itu, melamar kerja di Google sepertinya sangat sulit. Saingan pasti banyak, seperti memasukkan gajah ke lubang jarum. Benarkah demikian? Lantas, bagaimana mengatasi persaingan yang begitu ketat? Beberapa karyawan Google dari Indonesia yang baru saja melewati lubang jarum itu memberikan beberapa saran. Budi Kusmiantoro yang sudah sembilan tahun bekerja di Google dengan posisi manajer yang membuatnya sering terlibat proses rekrutmen mengungkapkan, ada 3 juta lamaran kerja yang diterima Google tiap tahun. Dengan jumlah pelamar sebanyak itu, tentu bagian rekrutmen Google tidak punya waktu untuk membacanya satu per satu. “Ada vendor dengan sistem algoritmik khusus untuk menemukan pelamar-pelamar yang punya kelebihan yang sesuai dengan kebutuhan Google,” ungkap Budi. Dengan pola rekrutmen seperti itu, Benny Halim, warga Surabaya, yang baru empat bulan diterima di Google, memberikan beberapa saran agar profil lamaran cepat dilirik sistem Google. “Cari tahu Google sedang kerjakan apa? Lalu, tunjukkan proyek kita yang overlap dengan kebutuhan proyek mereka. Setelah itu tunggu. Google akan menemukan apply (lamaran, red) kita,” tutur Benny, yang kini bekerja di personal search engine dan Gmail. Sementara itu, Bramandia yang sudah ditawari Google saat kuliah di NTU Singapura mengaku sangat terbantu dengan kegemarannya mengikuti kompetisi programming secara online di berbagai situs lomba. “Ternyata mereka memantau lomba-lomba itu. Siapa yang sering menang akan diundang interview. Contohnya saya,” kata ayah satu anak yang bangga disebut Aremania itu. Tak semua cerita sukses menembus Google terjadi karena keinginan keras dan rajin mengajukan aplikasi. Aryn Santosa punya cerita sebaliknya. Alumnus SMA Manyar, Surabaya, yang pernah aktif di kegiatan mading DetEksi Jawa Pos itu justru mengaku iseng-iseng melamar ke Google. “Waktu direspons, malah kaget. Sempat semula ragu, diambil apa tidak, karena akuntan publik dan korporasi kan beda,” ujar Aryn. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: