Nekat Pecahkan Rekor 6 Juta Tanda Tangan

Nekat Pecahkan Rekor 6 Juta Tanda Tangan

  KUNINGAN - Ismail (46), warga RT 07/11 Desa Cangko Kecamatan Bangodua Kabupaten Indramayu berkeliling Indonesia menggunakan sepeda. Kemarin (3/11), dia singgah di Kuningan. Anak ketiga dari lima bersaudara pasangan Sahroni (80) dan Marini (70) itu memilih menginap di Radio Kuningan FM atau LPPL. Ismail mengaku sudah berkeliling Indonesia selama 26 tahun, atau sejak tahun 1989 ketika usianya 20 tahun. Banyak suka duka yang terjadi. Dia sendiri berkeliling Indonesia dengan tujuan ingin memecahkan rekor dunia dengan mendapatkan enam juta tanda tangan, mulai dari bupati, walikota,  pejabat di TNI, polri, tokoh pendidikan,  tokoh masyarakat hingga warga lainnya. Hingga saat ini, kata dia, selama 26 tahun keliling Indonesia baru terkumpul 3,9 juta tanda tangan, berikut juga surat keterangan dari setiap tempat yang disinggahi. Bukan hanya ingin memecahkan rekor, kecitaan terhadap tanah air yang membuat dia rela berkeliling nusantara. “Besok pagi (hari ini, red) saya akan ke pendopo. Mudah-mudahan ada bupati, atau wakil bupati. Selain ke pendopo, saya juga akan mengunjungi beberapa intansi pemerintah,” ucap Ismail kepada Radar. Usai dari Kuningan, dia akan melanjutkan perjalanan ke Cirebon dan pulang terlebih dahulu ke Indrmayu. Setelah silaturami sebentar dengan keluarga, nanti pada tahun 2016 Ismail akan kembali keliling Indonesia dengan tujuan provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Banten. Selama keliling Indonesia, dia sudah menghabiskan 33 buah sepeda. Perjalanan sendiri dimulai pada bulan Juni tahun 1989 ketika berusia 20 tahun dengan start di Jatibarang Kabupaten Indramayu. Lalu   ke Cirebon, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, NTB, Timor Timur (masih gabung) dengan Indonesia) dan Papua. Pada tahun 2002, Ismail sempat pulang ke Indrmayu. Kepulangannya ke kota kelahiran sebenarnya tidak direncanakan. Pada Saat itu, ada acara undangan ke studio televisi untuk diwawancara. Karena ada kesempatan untuk pulang, maka dimanfaatkan untuk bertemu keluarga. “Dari 2002 saya kembali berkelana ke Aceh, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Jambi, Riau, Bengkulu, Lampung dan Jawa Barat. Nanti pada tahap ketiga, akan ke DKI Jakarta dan Banten,” ucapnya. Diterangkan, selama 26 tahun itu banyak pengalaman menarik yang tidak mungkin akan dilupakan seumur hidup. Salah satu pengalaman menarik adalah ketika di Irian Jaya, yang berbatasan dengan Papua Newgini. Tanpa sengaja dia menabrak babi. Babi di wilayah tersebut merupakan hewan yang disakralkan. Sehingga ketika ada yang menabrak akan dihukum sesuai adat. Untungnya, Ismail hanya menabrak saja. Sehingga dihukum dengan cara direndam di air selama tiga hari tiga malam. “Awalnya, sesuai adat, saya harus dihukum enam bulan direndam di air. Namun saya meminta keringanan. Akhirnya, oleh kepala suku saya diberikan keringanan. Andai babi itu meninggal, urusannya bisa lebih ribet. Apalagi kalau babi itu menyusui kelima babi yang berbeda, tidak tahu nasib saya seperti apa,” ucap dia mengenang pengalamannya. Sementara ketika di Timor Timur, dia bertemu dengan Xanana Gusmau. Ketika itu terjadi konfilik dan Xanana masih menjadi komandan yang akan memberontak. Dia bertemu di tempat persembunyian Xanana. Bukan hanya dua pengalaman itu. Ismail juga pernah terkena sakit malaria di Irian Jaya dan hampir meninggal. Ketika itu dia dirawat di rumah sakit dan mendapat bantuan dari bupati untuk biaya pengobatan. “Satu lagi pengalaman yang di Irian, adalah ketika di sandera oleh OPM (Organisasi Papua Merdeka). Ketika itu saya diberondong tembakan. Anehnya, tidak ada satu pun peluru yang tembus,” ujarnya. Dia heran, ketika puluru tidak bisa menembus badannya, seketika itu teringat jimat dari suku dayak. “Oleh OPM itu, mulut saya dipukul sama gagang senjata dan saya pun ambruk. Bukan hanya ambruk, tapi gigi bagian depan saya rontok,” ucap dia sambil menujukkan gigi yang ompong. Sementara itu, pengalaman di daerah Sumatera adalah bertemu dengan harimau Sumatera ketika di tengah jalan. Untungnya, harimau tesebut tidak menganggunya. Ismail mengaku tengah dekat dengan perempuan Aceh keturunan Portugis. Bahkan dalam waktu dekat akan menikah. “Semua sepeda yang saya gunakan tidak beli. Begitu juga untuk makan dan kebutuhan lain, diberi oleh para pejabat. Bahkan dari keliling Indonesia, total memiliki 45 hektare lahan yang terdiri dari tanah hingga lahan pertanian. Tanah tersebut diurus oleh adik saya,” jelasnya. “Tanah yang saya miliki hampir ada di setiap pulau. Dari Ahok (Gubernur DKI, Basoeki Cahaya Purnama) saya dikasih lahan 1,5 hektare yang merupakan lahan sawit. Saya bertemu ketika beliu jadi bupati Bangka Belitung,” ucap dia. Pria kelahiran 5 Mei 1969 ini mengaku, setelah beres keliling Indonesia dan memecahkan rekor, dia akan fokus bertani dan berumah tanggga dengan wanita Aceh. Dia menyebut, setelah berkeliling selama 26 tahun, dapat disimpulkan bahwa Indonesia itu sangat indah. Banyak kebudayaan dan suku. Dari hasil keliling itu, minimal dia paham 50 bahasa yang digunakan dalam keseharian suku-suku di Indonesia. Sebagai bukti, dia selalu mengumpulkan bukti selama perjalanan, baik melalui surat maupun kliping berita. “Sengaja saya menginap di tempat seperti gedung milik pemerintah agar aman,” pungkasnya. (mus)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: