Assad Tolak Pasukan Perdamaian ke Syria
Terus Serang Kota Homs dan Baba Amr DAMASKUS - Pertemuan tingkat menteri luar negeri Liga Arab di Kairo, Mesir, Minggu lalu (12/2) menghasilkan kesepakatan yang melegakan oposisi Syria. Sesuai tuntutan Dewan Nasional Syria (SNC), 22 negara anggota Liga Arab mau menjalin hubungan dengan oposisi. Liga Arab juga usul pengiriman pasukan perdamaian di bawah payung PBB ke Syria. Tetapi, Presiden Bashar al-Assad menolak gagasan itu. Bahkan, beberapa jam setelah Liga Arab mengumumkan hasil pertemuannya, kemarin (13/2) pasukan Assad justru melanjutkan serangan ke Kota Homs, sekitar 162 kilometer Damaskus. Tentara pemerintah memusatkan lagi serangan di kawasan Baba Amr, yang diyakini sebagai markas Free Syrian Army (FSA), kelompok oposisi bersenjata yang beranggotakan para mantan tentara (pembangkang) Syria. ”Baba Amr menjadi sasaran serangan sporadis pasukan pemerintah sejak pukul 05.00 (sekitar pukul 10.00 WIB),” terang kelompok HAM Syrian Observatory for Human Rights (SOHR). Selain memuntahkan peluru di Baba Amr, pasukan Assad juga menggempur kawasan Basra al-Sham, Provinsi Daraa. Di selatan Daraa itu, pasukan pemerintah juga menangkap sejumlah warga sipil. SOHR melaporkan bahwa pasukan Assad menangkap empat perempuan, ibu dari empat tentara yang membelot. Tidak jelas ke mana mereka itu dibawa. ”Sempat terjadi baku tembak antara pasukan pemerintah dan para mantan tentara di Lajat (kawasan di Daraa),” terang lembaga HAM yang berkantor pusat di Kota London, Inggris, tersebut. Sejak melancarkan serangan ke Homs pada 4 Februari lalu, pasukan Assad tak sedikit pun mengendurkan represi atas kota di barat Syria itu. Sejauh ini, tidak kurang dari 500 warga sipil tewas di tangan militer. Bahkan, pasukan Assad juga mengerahkan tim penembak jitu di Homs dan beberapa kota lainnya. Kemarin penembak jitu pemerintah di Kota Hama merenggut nyawa seorang warga. Sebelumnya, para diplomat Liga Arab mengumumkan bahwa mereka segera menjalin komunikasi intensif dengan oposisi Syria. ”Kami juga akan memberikan dukungan politis dan finansial kepada oposisi, serta berharap mereka bisa mempersatukan langkah,” kata jubir Liga Arab dalam pernyataannya. Liga Arab pun segera membentuk pasukan perdamaian gabungan dengan PBB untuk dikirim ke Syria. Mendengar pengumuman itu, Duta Besar (Dubes) Syria untuk Mesir Youssef Ahmed bereaksi. Dia pun menolak mentah-mentah rencana Liga Arab dan PBB membentuk pasukan perdamaian. ”Republik Syria menolak keputusan Liga Arab yang merupakan bentuk dari histeria mereka setelah gagal melibatkan kekuatan asing melalui Dewan Keamanan (DK) PBB,” ujarnya. Surat kabar pro-pemerintah, Al-Watan, juga mengutuk keputusan Liga Arab. ”Negara-negara Arab agaknya telah kehabisan akal dan kini yang bisa mereka lakukan hanyalah mendatangkan kekuatan asing untuk menindas Syria,” tulis koran itu. Al-Watan juga menyebut para pemimpin Qatar sebagai maniak karena terobsesi untuk menggulingkan rezim Assad. Terpisah, Rusia juga menyuarakan keberatan sama atas keputusan Liga Arab maupun rencana pengiriman pasukan perdamaian gabungan ke Syria. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan bahwa pasukan perdamaian Liga Arab-PBB tak akan bisa diterjunkan ke kawasan yang sedang dilanda perang. Kerusuhan di Syria akan membuat pasukan perdamaian sulit menunaikan misinya. ”Kami sedang mempelajari usulan tersebut dan berharap segera mendapatkan penjelasan dari negara-negara Arab terkait beberapa poin. Untuk bisa menjalankan misi damai, Anda harus lebih dulu menerima persetujuan dari kedua belah pihak,” papar Lavrov usai bertemu dengan Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahayan. Gencatan senjata, lanjut dia, harus tercapai dulu sebelum Liga Arab dan PBB menerjunkan pasukan perdamaian ke Syria. ”Pihak-pihak yang berseteru harus menyepakati gencatan senjata lebih dulu. Tetapi, masalahnya, kelompok-kelompok bersenjata yang memerangi rezim Syria itu tidak mau bicara dengan siapapun. Lebih parah lagi, mereka tak memiliki pemimpin,” paparnya. (AFP/AP/RTR/hep/dwi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: