Saatnya Pembuktian Zidane
MADRID - Bulan madu ketika Zinedine Zidane diperkenalkan sebagai entrenador baru Real Madrid usai sudah. Kini, publik bakal melihat hasil racikannya ketika dia memimpin Real dalam menjamu Deportivo La Coruna di Santiago Bernabeu dini hari nanti. Publik Bernabeu jelas memiliki harapan tinggi kepada Zidane. Sebab, mereka sudah sangat kecewa dengan Real pada era Rafael Benitez. Tidak hanya menampilkan permainan yang membosankan. Namun Los Galacticos, julukan Real, juga gagal menang melawan lima klub penghuni enam besar musim lalu. Zidane tentu paham besarnya ekspektasi yang dibebankan kepada dirinya. Hanya, pelatih 43 tahun itu meminta kepada Madridista untuk bersabar. Sebab, Zidane melihat posisi Real yang begitu rawan di klasemen sementara. Mereka hanya terpaut satu poin dari Villarreal yang berada di peringkat keempat. Serta enam angka dari Celta Vigo yang ada di posisi kelima. ”Karena itu, target saya hanyalah mengamankan posisi ketiga dulu. Setelah itu, kita lihat saja nanti,” ucap Zidane dalam konferensi pers sebagaimana dilansir AS. Zidane terbilang beruntung ketika menghadapi Deportivo. Sebab, tim tamu datang dengan catatan yang belepotan. Diantaranya, mereka hanya memperoleh dua kemenangan sejak Desember tahun lalu. Selain itu, sejak menang 1-0 di Bernabeu Oktober 2004 silam, Super Depor, julukan Deportivo, tidak pernah menang dalam 29 laga sisanya dengan menorehkan empat kali imbang dan 25 kekalahan. Hanya, statistik itu nampaknya harus segera dilupakan Zizou, panggilan Zidane, merujuk kepada catatan kolumnis ESPN dan Sky Sports, Graham Hunter. Selain performa yang tak meyakinkan melawan tim enam besar La Liga musim lalu, Real juga begitu kesulitan menjinakkan Paris Saint-Germain (PSG) di Liga Champions. Dari dua pertemuan sepanjang fase grup, Sergio Ramos dkk hanya bisa memasukkan satu gol. Itu juga belum ditambah dengan keraguan Hunter terhadap formasi 4-2-3-1 tanpa adanya gelandang bertahan yang dipilih oleh Zidane. Hunter mengatakan, ketika era Ancelotti pada 2013-2015, formasi tanpa adanya pivot itu dipilih karena faktor Angel di Maria. ”Itu merupakan langkah jenius. Di Maria bisa berperan sebagai dua pemain sekaligus; keras dalam bertahan, namun pintar ketika menyerang. Hal ini membuat Gareth Bale begitu leluasa di sayap kanan,” papar Hunter dalam kolomnya di ESPN. Dengan hijrahnya winger Argentina itu ke PSG musim ini, Zidane pun harus memberikan peran ganda kepada salah satu pemainnya. Sebab, jika lawan yang dihadapi begitu agresif, Zidane harus merubah ke 4-1-4-1 dimana formasi itu memancing lawan untuk lengah sehingga bisa melakukan serangan balik. Toni Kroos pun bakal menjadi tumpuan Zidane jika formasi itu difungsikan. WhoScored mencatat, Kroos pernah menjadi gelandang bertahan sebanyak tujuh laga dan mencatat satu assist. Sedangkan di lini depan, pilihan Zidane bakal jatuh antara James Rodriguez atau Isco untuk menjadi penyerang lubang di belakang Karim Benzema. Dengan Cristiano Ronaldo dan Bale membantu membuka peluang dari sektor flank. Keputusan Zidane memberikan tempat kepada James maupun Isco juga untuk mendinginkan situasi setelah keduanya diparkir oleh Benitez karena kerap bersitegang. ”Mereka berdua adalah pemain penting dalam tim ini yang patut mendapatkan cinta dan rasa percaya,” ujar Zidane. Selain lini depan, barisan back four juga tak luput dari perhatian Hunter. Sebab, inkonsistensi sering sekali diperlihatkan. Hunter mencontohkan ketika melawan Rayo Vallecano 20 Desember lalu yang hanya bermain dengan sembilan orang, bek Los Merengues, sebutan lain Real, dengan duet Ramos-Pepe di jantung pertahanan kehilangan bola sebanyak 92 kali. Sedangkan kontra Real Sociedad 10 hari berselang, duet Pepe-Nacho, 126 kali mereka kehilangan penguasaan. ”Jika saja tidak ada Keylor Navas, mungkin saja mereka bakal lebih mengerikan lagi,” tulis Hunter. Karena itu, dalam latihan terakhir di Valdebebas kemarin, Zidane memasangkan Raphael Varane dengan Ramos sebagai palang pintu bagi Navas. ”Aku tahu kami sedang dalam posisi sulit. Tapi, aku sudah siap. Satu hal penting yang aku yakini, jika kami sudah mempersiapkan diri dengan baik, maka segalanya bakal lebih mudah,” papar pelatih yang membawa tim junior Real Madrid Castilla peringkat keenam Grup 2 Segunda B tersebut. Terpisah, entrenador Deportivo La Coruna, Victor Sanchez, mengaku mendapat momen emosional kala melawat ke Bernabeu. Sebab, pelatih 39 tahun adalah memulai karir sepakbolanya bersama Real. Bahkan, selama dua musim, Sanchez sempat merasakan skuad senior sebelum hengkang ke Racing Santander. ”Tentu ini adalah mimpi yang jadi nyata sejak aku bermimpi menjadi pesepakbola sejak usia 11 tahun,” ujar Sanchez sebagaimana dilansir AS. ”Namun, kepalaku kini sudah berpaling kepada klub ini (Deportivo) dan aku harus fokus mendapatkan kemenangan,” lanjutnya. (apu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: