Jalan Pantura Ancam Pengendara

Jalan Pantura Ancam Pengendara

Aspal Tambalan Mengelupas, Banyak yang Bopeng LOSARANG – Banjir belum menerjang, namun kerusakan jalan raya pantura Indramayu sudah sangat mengkhawatirkan. Sejak diguyur hujan deras beberapa hari terakhir, sejumlah ruas jalan di jalur tengkorak itu rusak parah. Seperti terlihat di sepanjang ruas jalan raya pantura Kecamatan Losarang, Rabu (3/2). Sebagian kondisi jalan tampak bopeng-bopeng dengan ukuran bervariasi namun cukup untuk mengantarkan pengendara terutama pengemudi sepeda motor ke RS atau ke liang lahat. Benar-benar membahayakan dan mengancam keselamatan para pengendara. Saat melintasi kondisi jalan rusak, mayoritas pengemudi memilih menghindar atau melambatkan laju kendaraannya agar tidak terperosok. “Terutama yang di tikungan tajam itu. Lubangnya membahayakan banget. Kalau malam atau pas hujan, enggak kelihatan. Tidak waspada, pengendara motor bisa langsung koit,” ucap Dodi Waluyo warga Desa Jumbleng, Kecamatan Losarang. Sepengetahuannya, lubang-lubang jalan itu mulai bermunculan sejak dua hari lalu pascahujan deras mengguyur jalan pantura Losarang. Kerusakan mayoritas terjadi pada permukaan aspal yang sebelumnya pernah ditambal sulam. Sedangkan jalan yang baru diaspal ulang dan beton masih relatif mulus. Sementara itu dari pantauan Radar, kerusakan jalan raya pantura di Kecamatan Kandanghaur dan Lohbener juga tak kalah mengerikan. Saking parahnya, lubang menganga di jalur tersebut seolah jebakan penebar maut bagi para pengendara. Sebagai upaya antisipasi, pelaksanaan jalan nasional Pamanukan-Sewo-Lohbener Kementerian Pekerjaan Umum memasang baliho ukuran kecil meminta pengendara waspada setiap melintasi ruas jalan yang rusak. Namun ikhtiar itu dinilai tidak cukup berguna. Warga maupun pengendara menginginkan perbaikan secepatnya dilakukan. “Pemerintah tidak boleh lagi menunggu perbaikan jalan hingga musim penghujan selesai. Perbaikan jalan rusak jalan pantura sudah tak bisa ditunda lagi. Sebab hal ini menyangkut masalah hidup dan mati para pengguna jalan dan roda ekonomi masyarakat,” tegas Nanang warga di Kecamatan Kandanghaur. Menurut dia, fenomena rusaknya jalan sebenarnya bisa diantisipasi karena tidak semua kerusakan jalan akibat hujan. Karena bukan rahasia umum lagi, perbaikan jalan sudah menjadi proyek abadi yang menguntungkan segelintir orang tidak bertanggung jawab. Dia menduga, kerusakan terjadi akibat kualitas aspal yang sangat buruk sehingga jika terkena hujan sedikit langsung mengelupas dan rusak. “Saya hampir setiap hari memanfaatkan jalan pantura. Saya nilai daya tahan aspalnya hanya hitungan minggu. Padahal, jika aspal itu berkualitas baik, tentu bisa bertahan bertahun-tahun,” tandas dia. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: