Sungai Cipager Rawan Longsor

Sungai Cipager Rawan Longsor

Satu Rumah Ambruk,  Warga Desa Panembahan Was-was PLERED – Tergerusnya bantaran sungai Cipager yang melintasi Desa Panembahan, Kecamatan Plered semakin mengkhawatirkan. Bahkan, sudah ada rumah warga yang ambruk akibat erosi tersebut. Ditambah, saat musim hujan datang, tepian tanah menjadi rentan dan mudah longsor. Menurut Kuwu Panembahan, Abdul Kodir SAg, pihaknya sangat mengkhawatirkan keselamatan warga yang rumahnya berada di pinggiran sungai tersebut. “Kalau hujan, aparat desa dan warga sering berjaga-jaga sampai jam 2 malam,” ucapnya kepada Radar di kantornya, Rabu (22/2). Ia pernah berniat untuk mengungsikan warga yang rumahnya rawan longsor ke tempat yang lebih aman. Pasalnya, apabila benar-benar tergerus seluruh rumah warga yang dekat sungai, tidak mustahil akan menjadi korban. Untuk itu, Abdul Kodir dan pemerintah desa telah mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam melakukan kegiatan di sepanjang sungai tersebut. “Takutnya memperparah longsor,” ujarnya. Saat ini, lanjut dia sudah ada beberapa rumah warga yang mulai tergerus longsor. Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, namun longsoran tersebut tentu saja akan dapat mengancam nyawa warga. “Longsor kemarin sudah menimpa salah satu rumah warga, mulai pondasi bangunan sampai dapur tergerus semua,” ungkapnya. Titik-titik longsor, lanjutnya, tersebar di beberapa blok Desa Panembahan. Diantaranya Blok Kramat, Sentosa dan Gondang. “Pemdes dan masyarakat sudah siaga banjir dan melakukan persiapan untuk kemungkinan terburuk, diantaranya dengan merencanakan penumpukan karung pasir di sepanjang area rawan longsor, ” tandas Abdul Kodir. Tahun 2004, Pemerintah Desa Panembahan sudah mengajukan penyenderan ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung dan Dinas PSDAP. Namun, sampai saat ini belum ada tindaklanjut yang konkret. “Besok (hari ini,red) saya mau ke BBWS untuk melaporkan dan ingin tindakan konkret baik dari BBWS maupun PSDAP,” tukasnya. Pihaknya juga sudah melayangkan surat kepada BBWS untuk pengerukan maupun penyenderan. “Surat dengan Nomor 474.4/107/DES/II/2012 tertanggal 23 Februari 2012 sudah kami kirimkan. Intinya kami meminta penyenderan untuk sungai sepanjang 1.000 meter. Kami mengharap betul dikabulkan, mengingat ini sifatnya darurat,” ungkapnya. Salah satu warga Blok Kramat yang rumahnya terkena longsor, Safrudin (42) mengatakan setiap malam dirinya dan keluarga tidak bisa tidur dan istirahat dengan nyenyak dan tenang. Menurut warga RT 01/01 ini, longsoran tersebut mengancam rumah dan nyawa keluarganya. Sementara itu, Kabid Perairan Dinas PSDAP, Qomaruzzaman mengatakan masalah penyendaran terkendala dana. “Butuh banyak dana untuk penyenderan dibandingkan pengerukan,” paparnya. (ysf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: