Abrasi Cimaganggang Ancam 15 Rumah

Abrasi Cimaganggang Ancam 15 Rumah

Tebing di Wilayah Liangjulang Longsor LIGUNG – Memasuki musim hujan, wilayah Ligung benar-benar menjadi daerah yang terancaman bencana alam. Mulai peristiwa banjir Sabtu (6/2) lalu akibat meluapnya sungai Cikamangi, yang merendam puluhan pemukiman di Desa Leuweunghapit dan areal persawahan di Desa Sukawera. Yang terbaru, musibah abrasi sungai terjadi di blok Jumat RT 01 RW 01 Desa Ligung Kecamatan Ligung, Selasa (9/2). Abrasi yang disebabkan amblesnya tanggul sungai Cimaganggang ini menimpa rumah milik Muis (35). Keluarga tersebut terpaksa mengungsi ke Desa Bantarwaru Kecamatan Ligung, karena khawatir ancaman abrasi susulan. Pantauan Radar, tanggul dan tebing sungai sepanjang sekitar 20 meter itu ambles tergerus aliran sungai Cimaganggang. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 09.00. Kaur umum Desa Ligung Jaja Sutarja menceritakan tanda-tanda musibah sudah diprediksi tiga hari sebelumnya, awalnya hanya menimpa bibir sungai. Pagar rumah korban ikut terseret. “Satu keluarga, Muis dan istrinya Tuti (32) serta putrinya yang masih berusia sekitar dua tahun Najwa terpaksa mengungsi ke keluarganya di Desa Bantarwaru. Mereka khawatir musibah susulan terjadi,” kata Jaja kepada Radar. Disamping satu rumah, abrasi sungai Cimaganggang juga mengancam 15 rumah lainnya yang berada di sepanjang sungai tersebut. Pihaknya menduga abrasi tersebut disebabkan pergeseran dan perubahan struktur tanah pasca normalisasi. Akar serta pohon banyak ditebang sehingga penyangga tanah menjadi tidak kuat menahan hantaman air, pasca meluapnya sungai setelah diguyur hujan. Pihaknya sudah melaporkan peristiwa itu ke muspika. Masyarakat berharap instansi terkait turun tangan menangani musibah itu. Upaya sementara bisa dilakukan pembuatan beronjong, disamping menunggu perbaikan secara permanen melalui penyenderan. “Mudah-mudahan dinas terkait segera menyurvei lokasi yang kondisinya sudah sangat memprihatinkan ini. Bisa dilihat pagar rumah sebelah selatan sudah ambles dan abrasi juga mengancam puluhan rumah diatas sungai ini,” tandasnya. Sementara itu, Muis terpaksa mengevakuasi keluarganya ke tempat yang dinilai lebih aman. “Musim hujan masih terus terjadi, kami khawatir abrasi sungai Cimaganggang ini terus berlanjut dan kami terpaksa mengungsi ke orang tua kami. Kami khawatir abrasi menggerus rumah kami karena jarak sungai ke rumah sudah tinggal sejengkal,” imbuhnya. Sementara itu, bencana longsor terjadi di RT 03/05 Desa Liangjulang Kecamatan Kadipaten, Selasa (9/2) sore sekitar pukul 15.00. Longsor menimpa tebing di wilayah tersebut Kapolsek Kadipaten Kompol Soeparno mengungkapkan, bencana itu mengakibatkan jalan menuju blok Omas terputus dan masyarakat yang hendak melintas harus memutar. “Namun dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa,” ungkapnya. Kejadian itu disebabkan tingginya intensitas hujan. Saat ini masyarakat dibantu aparat bekerja sama membereskan agar jalan tersebut bisa dilewati. Dirinya menghimbau kepada masyarakat yang bermukim di wilayah yang rawan longsor untuk senantiasa waspada dan hati-hati. “Tebing sebelah lokasi bencana juga ini pada retak dan masyarakat harus selalu waspada. Untuk mengantisipasi agar bencana itu tidak terulang, pemerintah setempat perlu segera menanggulangi tebing tersebut. Salah satunya dengan membangun beronjong atau reboisasi tanaman yang dapat menahan longsor,” ungkapnya. (ono/bae)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: