Obat Tangkal Difteri Menipis

Obat Tangkal Difteri Menipis

Pulang dari Cirebon,8 Pasien asal Majalengka Diisolasi Lagi di Dua RS MAJALENGKA- Penanganan bakteri difteri belum tuntas. Sejumlah pasien yang dirawat di RSUD Gunung Jati sudah makin membaik, bukan berarti sudah aman. Majalengka misalnya, delapan pasien yang dipulangkan dari RSUD Gunung Jati ternyata masih harus diisolasi lagi di dua rumah sakit (RS), yakni RSUD Majalengka dan RSUD Cideres. Ada empat pasien yang disolasi RSUD Cideres, dan 4 lainnya di RSUD Majalengka. Di RSUD Cideres, para pasien antara lain Kamin, Tarmadi, Karnimah, dan Rusmini. Keempatnya terpantau membaik. Mereka sudah mulai beraktivitas, namun masih di dalam ruangan isolasi. Ruang isolasi terkunci rapat dan dijaga petugas keamanan (satpam) rumah sakit. Kabid Pelayanan RSUD Cideres dr H Harizal Harahap mengatakan pihaknya terus berupaya melakukan penangan terhadap pasien yang terjangkit bakteri difteri guna memulihkan kesehatannya. Pihaknya tidak memiliki kewenangan memperbolehkan pasien pulang karena harus menunggu hasil lab dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang ditembuskan melalui RSUD Gunung Jati Cirebon. Pihaknya juga memohon droping antibiotik dan antitoksin untuk perawat maupun dokter yang menangani pasien, mengingat ketersediaan obat tersebut sudah menipis. “Tidak hanya antisipasi penularan dari pasien difteri, perawat maupun dokter juga harus dilakukan vaksinasi serta mengkonsumsi antibiotik yang kami usulkan penambahan dari Dinkes Majalengka. Kondisi pasien semakin membaik, bahkan sudah tidak dilakukan infus lagi. Namun tetap di bawah pengawasan dari rumah sakit,\" imbuh mantan ketua IDI Majalengka ini. Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat umum yang menjenguk pasien agar menjaga jarak guna mengantisipasi penularan. Pasalnya dikhawatirkan bagi warga yang menjenguk pasien umum tidak mengetahui kondisi keempat pasien tersebut tentang penyakit berbahaya. \"Namanya juga masyarakat terkadang tidak memperdulikan kesehatannya masing-masing. Bahkan sering sekali satpam menegur keras dan membatasi tunggu pasien umum,\" ujarnya. Terpisah, Dirut RSUD Majalengka dr Asep Suandi MEpid mengatakan 4 pasien yang dirawat berada di ruangan Flamboyan. Mereka yang diisolasi itu masing-masing Nunu (17), Karminah (76), Runasih (46) dan Azi (23). Para pasien, kata Asep, secara fisik kelihatan sehat, namun diduga terdapat bakteri difteri pada tubuhnya. Sampai kini kepastian itu masih menunggu hasil lab dan kultur bakteri dari RSUD Gunung Jati. “Tindakan isolasi kita ketat sesuai prosedur yang berlaku, ruang isolasi dilakukan terhadap penderita penyakit menular seperti difteri ini. Tujuannya ini adalah agar para petugas kesehatan yang merawat pasien dan penjenguk terhindar dari penularan yang biasanya melalui udara,” terangnya. Pantauan Radar, Kadinkes Majalengka dr Gandana Purwana MARS juga turun memonitor 4 pasien yang diisolasi di RSUD Majalengka. Dia mengatakan isolasi lanjutan ini sebagai upaya pencegahan menularnya bakteri difteri kepada orang lain. Gandana juga kembali mengingatkan masyarakat soal bahayanya difteri. “Penyakit ini dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tertular bakteri dari orang lain, dan carrier difteri yakni seseorang yang sehat, tidak mengalami gejala penyakit difteri, tetapi hasil tes lab hidung maupun tenggorokan menunjukkan positif adanya bakteri difteri,” katanya. Orang dengan carrier difteri, sambung Gandana, dapat disembuhkan dengan cara meminum obat eritsomisin 4x1 selama 7 hari. “Juga dapat berkonsultasi pada petugas kesehatan apakah perlu mendapatan tambahan imunisasi,\" terang Gandana. Lebih lanjut Gandana memaparkan, pada umumnya penyakit difteri menyebabkan gejala-gejala seperti panas, sesak nafas, nyeri telan pada tenggorokan, leher bengkak (bullneck), serta adanya selaput warna putih keabu-abuan di tenggorokan yang dapat menyumbat jalan nafas. Selain itu penyakit difteri dapat menghasilkan racun yang berbahaya karena dapat menyerang otot jantung, jaringan saraf dan ginjal. Yang diserang biasanya bagian tubuh seperti tenggorokan, bibir, kulit, mata, hidung, tonsil faring dan laring. (ono/gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: