Pembukaan MTQ Kuningan, Suara Qori Cilik asal Papua Ini Bikin Merinding

Pembukaan MTQ Kuningan, Suara Qori Cilik asal Papua Ini Bikin Merinding

KUNINGAN - Acara pembukaan Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Kabupaten Kuningan yang digelar di halaman Desa/Kecamatan Jalaksana menampilkan qori cilik bernama Aldiansyah Abidzar Gafari. Bocah usia tujuh tahun asal Timika, Papua, tersebut membacakan surat An Naba dengan sangat lancar dan fasih hingga membuat merinding ribuan warga yang menyaksikan. Bocah yang kini baru duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ciwedus, Desa Timbang, Kecamatan Cigandamekar, ini  menyambut tantangan panitia MTQ untuk meneruskan sambungan surat An Naba hingga tuntas 40 ayat. Tanpa ragu, Abidzar melantunkan ayat suci Alquran tersebut di hadapan ribuan penonton termasuk Bupati Kuningan Utje Ch Suganda dan wakilnya Acep Purnama dengan lantang dan lancar. Penampilan Abidzar yang imut dengan suara khas anak-anak tersebut mendapat sambutan tepuk tangan meriah dari para penonton. Bahkan banyak yang menyambutnya saat turun dari panggung sambil memberikan sejumlah uang bahkan ada pula yang meminta berfoto bersama. Abidzar yang sehari-hari dipanggil Onyong, bahasa Papua yang berarti Ujang, ini adalah anak angkat dari pasangan suami istri Osep Saepudin (59) dan Ade Muhafillah (52) warga Kampung Ciwedus, Desa Timbang, Kecamatan Cigandamekar. Onyong dibawa oleh pasangan ini ke Kuningan saat masih berusia 3,5 tahun waktu keduanya pulang kampung karena masa pensiun dari pekerjaannya sebagai PNS di Timika. Onyong yang lahir dari keluarga muslim kurang mampu di Timika tersebut diangkat anak oleh keluarga Osep dan dididik layaknya anak sendiri bersama dua anaknya yang kini sudah dewasa. Sejak setahun terakhir ini, Onyong diajarkan hafalan Al-Quran dan kini sudah menguasai juz 30 dan tengah menggarap juz berikutnya. \"Setiap hari Onyong punya jadwal belajar menghafal Al-Quran di rumah. Yaitu setiap selesai salat Ashar mengulang surat-surat yang sudah hafal, kemudian dilanjut setelah salat Maghrib hingga Isya untuk surat baru,\" ujar Osep kepada radarcirebon.com saat ditemui usai acara pembukaan MTQ. Menurut Osep, Onyong adalah anak yang cerdas dan mempunyai potensi besar untuk menjadi hafiz atau penghafal Al-Quran. Dia sangat mudah menangkap dan mencerna setiap ayat yang sedang dihafalnya meski surat panjang sekalipun. Ditambahkan Ade Muhafillah, Onyong sangat antusias untuk belajar menghafal Alquran. Hal ini dibuktikan dengan keinginan bocah yang masih sangat belia tersebut untuk mondok di Pesantren Gontor bahkan kuliah di Mesir dan Mekkah. \"Saya sangat kagum sekaligus terharu, anak sekecil itu punya semangat dan pemikiran jauh ke depan. Ini menjadi semangat kami untuk terus mendidik Onyong untuk mewujudkan cita-citanya tersebut,\" ujar Ade. Mengenai keberadaan orang tua Onyong, Ade mengatakan, hubungan Onyong dan orang tua kandungnya masih terjalin sangat dekat sekalipun terpisah jarak yang cukup jauh. Setiap waktu dan kesempatan, mereka masih saling berkomunikasi melalui sambungan telepon untuk menjaga agar hubungan anak dan orang tuanya tersebut tidak sampai terputus. \"Kami tidak ada niat untuk menguasai sepenuhnya Onyong yang masih mempunyai orang tua kandung di Timika. Setiap waktu kami menghubungkan Onyong dengan orang tuanya dan menceritakan setiap yang dialami Onyong seperti yang terjadi hari ini. Orang tua Onyong di Timika sangat bangga terhadap Onyong,\" ujar Ade berkaca-kaca. Sementara itu Onyong Abidzar, saat ditanya cita-citanya jika sudah besar nanti, dengan polos menjawab ingin menjadi ustadz atau kyai untuk mengajarkan Syiar Islam di kampung halamannya di Timika. Bahkan untuk saat ini dia merasa betah tinggal di Kuningan dan belum mempunyai keinginan untuk pulang hingga besar nanti setelah cita-citanya tersebut terwujud. \"Masih ingin sekolah di sini. Nanti kalau sudah besar dan menjadi Kyai baru pulang ke Papua,\" ujar Onyong yang juga pandai berbahasa Rusia, Arab dan Inggris ini polos. (taufik)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: