Sering Nyanyi Sendiri, Istri Polisi yang Mutilasi Anaknya Itu Masih Shock
MELAWI - Berat nian cobaan yang dihadapi Windri, ibunda dari Febian (4) dan Amora (3), dua anak yang dimutilasi oleh Brigadir Petrus Bakus, suami dan ayah kedua buah hatinya. Setelah kemarin dua putra-putrinya itu dimakamkan, Windri semakin terpukul. Dia kerap mendendangkan lagu anak yang biasa dia nyanyikan bersama mereka. Ali Akbar, kakak ipar Windri, mengungkapkan bahwa ibunda korban bahkan sempat tidak mau makan. ”Yang membuat kami sedih, dengan suara sendu dia selalu bernyanyi lagu anak-anak hingga dia tertidur. Disuruh makan, selalu menyebut nama anaknya, Ian (panggilan Febian) belum makan, Ola (panggilan Amora) juga belum makan,” katanya kepada Rakyat Kalbar (Radar Cirebon Group) kemarin. Terkait kondisi Windri yang masih shock, Budi meminta ada dukungan moral dan psikiater pendamping agar segera pulih. ”Dari pihak kepolisian belum ada,\" ungkapnya. Menurut dia, upaya pemulihan untuk Windri sangat diharapkan pihak keluarga. ”Untuk pelaku kita serahkan pada hukum lah. Sekarang kita fokus kepada pemulihan Windri,\" ungkapnya. Saat ini Windri tinggal di rumah iparnya di Desa Paal, Kecamatan Nanga Pinoh. Pihak keluarga terus memantau kondisinya. ”Ya seadanya. Makanya kita sangat berharap adanya psikiater. Sejak habis pemakaman, dari Polres tidak ada berkunjung dan memantau kondiri Windri. Jadi kurang perhatian,\" ungkapnya. Sebelumnya, pada saat pemakaman, Wakil Bupati Melawi Dadi Sunarya mengucapkan turut belasungkawa kepada korban. ”Duka yang terjadi adalah duka Melawi,” kata Dadi. Setelah dilakukan otopsi di RSUD Melawi, jenazah Febian (4) dan Amora (3), dimakamkan di pemakaman Ketapang, Jalan Tengah Desa Paal Nanga Pinoh, Jumat (27/2) malam sekitar pukul 22.00 WIB. Pemakaman dilakukan secara sederhana dihadiri istri bupati dan wakil bupati. Di sisi lain, Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kalbar AKBP Supriyadi menyatakan, pihak kepolisian telah melakukan olah TKP. Hasilnya, tengah disusun. Namun belum dilakukan gelar perkara. Sebab, tersangka Petrus Bakus belum diperiksa secara resmi. ”Karena saat diinterogasi atau diajak ngobrol, dia masih mengambang,” katanya. Apalagi belakangan diketahui, tiba-tiba Bakus mengaku tak mengenal Kepala Satuan dan Kapolresnya. Menurut Supriyadi, tersangka saat ini perlu dibiarkan sambil menunggu pemulihan secara psikologis. ”Rencananya kejiwaan dia juga akan diperiksa oleh tim psikologi dari Polda Kalbar serta Mabes Polri,” tegasnya. (ira/oxa/JPG/sof)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: