GP Australia Menanti Rio
Jawa Pos Satu-satunya Media dari Indonesia RIO Haryanto tidak bisa menutupi kebahagiannya. Senyum mengembang dari wajah imutnya ketika keluar dari garasi Manor-Mercedes Jumat malam (dini hari kemarin WIB). Pembalap 23 tahun itu merampungkan seluruh rangkaian uji coba pramusim. Catatan waktunya cukup meyakinkan, untuk rookie dan tim sekelas Manor-Mercedes. Catatan waktu Rio 1 menit 25,899 detik dengan ban ultrasoft membuktikan bahwa dia punya kemampuan untuk mengikuti ajang balap paling bergengsi itu. Sebelumnya, meski sudah punya superlicense yang menjadi prasyarat masuk F1, banyak pihak di luar negeri yang mencibirnya. Itu setelah dia melakukan kesalahan pada rangkaian tes pertama pekan lalu. Dalam dua hari uji coba di Barcelona pekan ini, Rio tidak melakukan kesalahan lagi. Justru mobil Manor yang bolak-balik bermasalah. Kalau saja mobilnya tidak mengalami problem yang membuat Rio tidak bisa tampil pada sesi pagi, dia berpeluang lebih cepat lagi. ’’Saya senang uji coba ini berjalan dengan baik,’’ kata Rio kepada Jawa Pos (Radar Cirebon Group) di Sirkuit Barcelona. ’’Meski hanya bisa turun pada sesi sore, setidaknya saya bisa feel the car dan mulai beradaptasi,’’ lanjut dia. Hari terakhir uji coba Jumat, Rio seharusnya bisa melakukan simulasi race. Memacu mobilnya 50 lap nonstop. Namun, karena masalah pada mesin, selama sesi pagi Rio hanya bisa duduk di garasi. Baru sore hari mobilnya siap. Akibatnya, sesi sore yang harusnya bisa difokuskan untuk long run, harus terbagi untuk short run. Termasuk menjajal ban ultrasoft ketika dia membukukan waktu tercepat. ’’Memang tidak maksimal karena masalah di sesi pertama. Namun, saya cukup puas karena bisa menjajal long run dengan ban medium maupun latihan pit stop,” jelasnya. Rio pun konfiden menyambut race perdana di Australia dua pekan mendatang (20/3). ’’Secara fisik saya tidak ada masalah untuk berlomba di atas 50 lap. Yang penting setelah ini saya akan terus tingkatkan,’’ tegasnya. Karena belum mengenal Sirkuit Albert Park, di Melbourne, Rio akan banyak melakukan simulasi menggunakan simulator. Supaya lebih mengenal sirkuit yang ada di taman kota itu. ’’Target saya untuk Australia nanti adalah finis,’’ pungkas Rio. Satu-satunya dari Indonesia Setiap selesai uji coba, masing-masing pembalap Formula 1 harus memberikan keterangan kepada media. Bisa juga di sela-sela sesi. Keterangan pers biasanya ada dua sesi. Dalam Bahasa Inggris, serta bahasa ibu si pembalap. Sebastian Vettel misalnya. Setelah sesi bahasa Inggris, dilanjutkan bahasa Jerman. Fenando Alonso, setelah bahasa Inggris, juga bahasa Spanyol. Rio Haryanto pun seharusnya melakukan wawancara dengan model seperti itu. Namun, karena hanya ada satu media Indonesia yang meliput ke Barcelona, yaitu Jawa Pos (Radar Cirebon Group), maka bukan konferensi pers yang terjadi dalam bahasa Indonesia. Melainkan one on one interview. Jawa Pos menjadi satu-satunya media dari Indonesia yang meliput uji coba seri kedua Rio selama empat hari penuh di Sirkuit Barcelona. Koran ini menerjunkan wartawan plus fotografer. Selain untuk memberikan informasi ke pembaca, liputan langsung seperti ini juga untuk mendongkrak mental Rio. Bisa dibayangkan, betapa ”kesepiannya” Rio. Setelah sesi bahasa Inggris, media officer Manor, Tracy, berkata, ’’In Bahasa Indonesia, please.” Namun tidak ada satu pun jurnalis yang berbahasa Indonesia. Padahal, rekan setimnya, Pascal Wehrlein, diikuti dua wartawan khusus dari Jerman. Pada lomba perdana di Australia dua pekan mendatang, Jawa Pos juga akan mengirimkan wartawan ke sana. Tiga bahkan. Semua demi pembaca sekalian, demi Rio, dan demi Indonesia. (*/na)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: