Sepupu Jadi Penentu

Sepupu Jadi Penentu

\"\"LONDON - Perasaan Steven Gerrard campur aduk kemarin. Di satu sisi, Gerrard bahagia karena Liverpool memenangi Piala Carling dan mengakhiri penantian gelar enam tahun sejak Piala FA 2006. Tapi, di sisi lain, Gerrard bersimpati kepada Anthony Gerrard, sepupunya yang membela Cardiff City atau tim yang dikalahkan Liverpool dalam final di Stadion Wembley. Anthony-lah yang justru menjadi pahlawan Liverpool saat memenangi adu penalti 5-4. Bertindak sebagai algojo kelima, tendangan pemain yang baru masuk di babak tambahan waktu itu melebar di sisi kanan gawang Pepe Reina. Sebelum Anthony, Kenny Miller dan Rudy Gestede yang menjadi algojo pertama dan ketiga juga gagal menemui sasaran. Tidak hanya Anthony, Gerrard yang mengawali algojo penalti Liverpool juga gagal. Sepakan skipper The Reds -sebutan Liverpool- itu mampu diblok Tom Heaton. Kegagalan Gerrard diikuti Charlie Adam. Beruntung, tiga algojo Liverpool berikutnya, Dirk Kuyt, Stewart Downing, dan Glen Johnson, mampu menjalankan tugasnya. Seusai kegagalan penalti Anthony, Gerrard memilih tidak larut dalam euforia bersama rekan setimnya. Stevie G -sapaan akrab Gerrard- lebih memilih mendatangi Anthony untuk menghibur sekaligus menyemangati sepupunya tersebut. “Tidak peduli yang saya katakan kepadanya karena dia tengah patah hati. Tapi, saya akan selalu ada untuknya. Semua anggota keluarga kami juga bakal mendukungnya,” kata Gerrard kepada BBC. Bagi Liverpool, Piala Carling tahun ini makin mengukuhkan status mereka sebagai kolektor terbanyak ajang yang dihelat sejak 1961 tersebut. The Reds sudah mengoleksi delapan gelar. Sedangkan bagi pelatih Liverpool Kenny Dalglish, gelar tersebut adalah yang pertama. Hanya, Dalglish sudah empat kali memenangi semasa masih menjadi pemain Liverpool. Hebatnya, empat gelar itu diraih secara beruntun (1981-1984). “Kami memenangi sesuatu hari ini (kemarin, Red), tapi kami tidak ingin berhenti. Liverpool adalah klub yang ingin selalu memenangi gelar dan gelar berikutnya,” kata pelatih berjuluk King Kenny tersebut. Sementara bagi Cardiff, kegagalan kemarin memperpanjang torehan buruk klub Wales tersebut di Wembley beberapa tahun terakhir. Sebut saja kalah di final Piala FA 2008 dari Portsmouth. Juga takluk di final playoff Championship dua edisi terakhir (2010 dan 2011) untuk merebut tiket promosi ke Premier League. Meski begitu, penampilan Cardiff kemarin layak diapresiasi karena mampu memaksakan adu penalti. Tim asuhan Malky Mackay itu juga membuka skor lebih dulu melalui Joe Mason pada menit ke-19 sebelum dibalas Martin Skrtel di menit ke-60. Skor 1-1 bertahan sampai waktu normal (2x45 menit). Di babak tambahan waktu, Liverpool balik memimpin melalui striker pengganti Dirk Kuyt (108’). Tapi, dua menit sebelum babak tambahan 2x15 menit tersebut berakhir, Ben Turner memaksakan adu penalti memanfaatkan KEMELUT di depan gawang lawan. (dns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: