Pelayanan Desa Lebakmekar Bisa Dipantau dari Android

Pelayanan Desa Lebakmekar Bisa Dipantau dari Android

GREGED – Tidak disangka, desa yang terletak di balik perbukitan menciptakan sebuah terobosan yang belum pernah dilakukan oleh desa lain di Kabupaten Cirebon. Desa Lebakmekar, Kecamatan Greged baru dua bulan ini menerapkan aplikasi sistem administrasi berbasis komputerisasi mandiri. Seluruh pelayanan administrasi dan database kependudukan terintegrasi dalam satu layanan jaringan yang disebut oleh Kuwu Lebakmekar, Sidesi (Sistem Desa Terintegrasi). Menariknya, aplikasi Sidesi ini diciptakan sendiri oleh Kuwu Alek yang dibantu para ahli komputer jaringan. Melalui jaringan ini, kuwu dapat memberikan pelayanan dengan cepat kepada masyarakat. Masyarakat pun dituntut untuk tertib dalam administrasi. “Saya bisa mengecek semua pelayanan yang ada di desa hanya melihat website desa di android saya, mulai dari pelayanan pembuatan kartu keluarga, rekomendasi usaha, izin tinggal dan pelayanan lainnya,” ucapnya. Aplikasi ini tidak hanya memberikan kemudahan bagi kuwu dan perangkat desa dalam memberikan pelayanan kepada penduduk. Tapi, aplikasi ini digunakan sebagai penampung semua data kependudukan. Sehingga, mempermudah desa memetakan program pembangunan di setiap RT dan RW. Bahkan, aplikasi Sidesi memuat data tentang peraturan-peraturan desa yang sudah dibuat, sampai dengan data penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). “Siapapun yang membutuhkan data tentang Desa Lebakmekar, tinggal klik aja di web kami,” bebernya. Walau sudah dilauching pada Januari lalu dan sudah berjalan, pihaknya mengakui masih banyak kekurangan. Belum semua penduduk masuk ke dalam data aplikasi ini. Namun, pihaknya saban hari terus mengumpulkan data, dari RT dan RW. Kemudian, perangkat desa mengentry data mentah ke dalam aplikasi Sidesi. “Hal ini membuat komposisi aplikasi ini dinamis dan datanya terus menerus berubah,” imbuhnya. Meski dibuat sendiri, untuk tingkat keamanan, Alek menjamin data dalam program aplikasi sidesi ini aman dan dapat dipertanggungjawabkan. Karena, hanya dirinya yang menjadi user. Sementara perangkat desa dan petugas hanya pengguna dan masyarakat yang menjadi penerima manfaat. “User ada di tangan saya dan hanya saya yang bisa mengaktifkan dan menonaktifkan program ini,” tegasnya. Bahkan, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Cirebon, baik secara kedinasan maupun pribadi, agar jaringan program Sidesi ini bisa disambungkan dengan sistem jaringan yang ada di Disdukcapil. Dengan harapan, mempermudah melakukan database kependudukan dan memberikan pelayanan kepada masyarakat. “Kita lagi berupaya, tinggal menyinkronisasikan saja,” terangnya. Diakui, beberapa waktu lalu pihaknya mendapat kunjungan tak resmi dari Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia. Mereka pun mengapresiasi program ini, karena belum ada desa yang ada di wilayah Kabupaten Cirebon yang membuat program tersebut. Bahkan, ada beberapa desa yang mau belajar menerapkan aplikasi Sidesi untuk menunjang pelayanan publiknya. “Di era digitalisasi, desa harus mampu mengubah paradigma berpikir. Kalau kita tidak ingin tertinggal dengan daerah lain, kita pun harus berubah,” ucapnya. Pihaknya berharap, masyarakat akan semakin mudah mendapatkan pelayanan “Tujuannya saya satu menciptakan good government di desa dengan memanfaatkan teknologi,” pungkasnya. (jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: