Salah Satu Peserta Pesta Miras di Tegalwangi Harus Cuci Darah
CIREBON- Teka-teki asal-usul miras maut yang dikonsumsi belasan remaja di Desa Tegalwangi, Kabupaten Cirebon, mulai terkuak. Rupanya miras oplosan tersebut berbahan dasar methanol yang kemudian dicampur air dan diberi perasa minuman bubuk untuk menghilangkan rasa pahit pada miras tersebut. Methanol tersebut diketahui milik KA (35), ayah dari Kriswanto (10). Kriswanto ikut dirawat di rumah sakit karena didua menenggak miras itu. Bentuk dalam kemasan dan rasa serta bau dari methanol memang hampir serupa dengan miras jenis ciu. Turna, mandor Desa Tegalwangi membenarkan bahwa cairan methanol yang digunakan dalam pesta miras tersebut milik KA yang sedianya dipergunakan sebagai pengencer cat. “Rumahnya kan lagi dicat. Tadinya cairan tersebut disimpan di rumahnya, tapi tidak tahu kenapa bisa jatuh ke tangan anak-anak,” ujar Turna kepada Radar, kemarin. Kondisi Kriswanto , anak dari KA yang merupakan pelajar kelas lima sekolah dasar, mulai membaik dan kini sudah diperbolehkan pulang. Hingga tadi malam masih tiga korban yang dirawat di RS Arjawinangun. Dari kondisi ketiga korban, menurut Turna, hanya kondisi Suwito yang agak memprihatinkan. Dari awal masuk UGD, kondisinya belum sepenuhnya sadar. Menurut dokter, ada organ vital Suwito yang rusak dan harus mendapat perawatan intensif. “Kemungkinan ginjalnya rusak dan sudah tidak berfungsi, harus dilakukan cuci darah. Kalau yang dua kondisinya agak mendingan,” imbuhnya. Sementara Kapolsek Weru Kompol Dudi Permadi SH melalui Panit I Reskrim Iptu Uton Suhartono SH mengatakan KA ikut diperiksa. Selain KA, ada juga lima saksi yang saat itu ada di TKP juga ikut diperiksa. “Sudah kita periksa, status mereka saksi,” katanya. Seperti diberitakan, miras oplosan merenggut korban jiwa di Desa Tegalwangi, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon. Empat remaja meregang nyawa. Pesta miras dilakukan Senin (7/3) sekitar pukul 17.00. Saat itu sejumlah remaja berkumpul di samping kuburuan di Blok Gabugan, Desa Tegalwangi. Mereka menggelar pesta miras, merayakan selesainya pembangunan sebuah pos di wilayah itu. Kehebohan baru terjadi Selasa pagi (8/3) saat sejumlah orang tua nampak kebingungan melihat kondisi anaknya lemas dan muntah-muntah. Usust punya usut, akhirnya ada salah satu anak yang akhirnya buka mulut, mengakui mereka menggelar pesta miras. Akhirnya dengan dibantu perangkat desa, keluarga dan pihak kepolisian, sejumlah remaja yang dalam kondisi kritis langsung dievakuasi ke RSUD Arjawinangun sekitar pukul 11.30. Tapi, upaya itu boleh dibilang terlambat. Nendi (17), tewas saat hendak dibawa ke rumah sakit. Setelah Nendy, kemudian menyusul Sanipan (19), Supriyanto (19), dan Beni Susanto (21). (dri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: