Penuh, Mau Masuk RSUD Majalengka Harus Antre

Penuh, Mau Masuk RSUD Majalengka Harus Antre

MAJALENGKA – Pasien di dua rumah sakit milik Pemkab Majalengka membeludak dan tidak tertampung, sehingga pasien harus antre untuk mendapatkan perawatan intensif di kamar perawatan. Bahkan di RSUD Majalengka pasien yang sudah datang terpaksa ditolak, karena tidak ada tempat tidur yang kosong di ruang UGD rumah sakit tersebut. Seorang keluarga pasien asal Desa Tarikolot Kecamatan Palasah, Encas Caswinah menceritakan, dirinya membawa anaknya yang sakit panas ke RSUD Majalengka  setelah sempat dirawat di Puskesmas Rajagaluh. Namun ditolak karena ruang rawat inap penuh dan bangsal di UGD juga tidak ada yang kosong, sehingga dibawa ke RSUD Cideres dan masih bisa mendapatkan pelayanan di UGD. “Alhamdulilah walaupun harus antre untuk mendapatkan kamar rawat inap, anak saya masih bisa dilayani di UGD RSUD Cideres,” tutur Encas kemarin (14/3). Dari pantauan Radar kemarin, tempat tidur pasien di RSUD Majalengka dan RSUD Cideres dipenuhi pasien yang antre sebelum mendapatkan perawatan yang lebih baik di ruang rawat inap. Kepala Bidang Pelayanan dan Keperawatan RSUD Majalengka, dr Hj Erni Harleni membenarkan membeludaknya pasien yang berobat ke RSUD Majalengka tersebut. “Mau bagaimana lagi, daya tampung rumah sakit terbatas sedangkan pasien yang datang terus meningkat. Makanya kalau ranjang penuh di UGD, terpaksa kita tidak terima dulu (pasien, red), sambil menunggu ada pasien yang pulang,” tutur Erni saat dikonfirmasi Radar, kemarin (14/3). Disebutkan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Majalengka ini,  Bupati  H Sutrisno SE MSi Senin (14/3) sekitar pukul 08.00 datang untuk menjenguk seorang pejabat Pemkab Majalengka   dan berkesempatan meninjau rumah sakit tersebut. “Kami berharap pembangunan gedung RSUD Majalengka sesuai dengan masterplan yang telah dibuat dapat segera terealisasi. Biaya pembangunan yang mencapai puluhan miliar tidak hanya dari APBD kabupaten atau dari rumah sakit, tapi harus bersumber dari APBD provinsi atau APBN,” tutur Erni. Terpisah, Kepala UGD RSUD Cideres H Nastika SKM mengakui membeludaknya pasien hingga ruang rawat inap tidak bisa menampung pasien sudah berlangsung sejak Januari 2016 lalu. “Pasien terpaksa dirawat di UGD terlebih dahulu dan antre sebelum mendapatkan ruang rawat inap yang layak,” kata Nastika. Sementara itu, perawat Puskesmas Rajagaluh, Galih menambahkan Puskesmas Rajagaluh juga selalu disesaki pasien yang mengalami sakit ringan. “Untuk pasien yang menderita sakit cukup parah, kami rujuk ke rumah sakit,” ujarnya. (ara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: