Di Pilangsari Jatitujuh Masih Ada Tradisi Mapag Sri

Di Pilangsari Jatitujuh Masih Ada Tradisi Mapag Sri

JATITUJUH – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka menargetkan produksi padi 763 ribu ton di tahun 2016. Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Majalengka Dr H Karna Sobahi MMPd saat menghadiri acara Mapag Sri di Desa Pilangsari Kecamatan Jatitujuh, Senin (14/3). Menurut wabup, target tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 750 ribu ton. Untuk merealisasikan target tersebut, pemkab terus berupaya melakukan beberapa langkah yang memerlukan dukungan semua sektor. “Seperti peningkatan peralatan mesin pertanian yang merupakan wewenang Dinas Pertanian dan BP4K. Sementara infrastruktur dan saluran irigasi merupakan wewenang Dinas BMCK dan PSDAPE yang juga harus mendukung,” katanya. Artinya ada 13 ribu ton tambahan target dari luas areal 51 ribu hektare sawah dengan jumlah petani 54 persen, dari total seluruh penduduk khususnya di Jatitujuh. Apalagi Jatitujuh dikenal sebagai salah satu lumbung padi Majalengka. “Dengan target tersebut kami ingin segala kebutuhan masyarakat terpenuhi. Kami juga mengapresiasi pertunjukan wayang kulit selama satu hari dua malam yang diselenggarakan Pemdes Pilangsari dalam rangka Mapag Sri,” tuturnya. Acara tersebut bisa menjadi spirit bagi para petani dan tidak hanya seremonial. Acara tersebut menurut wabup perlu dilestarikan sebagai upaya menjaga tradisi dan menjaga nilai-nilai luhur warisan budaya. Tentu semangatnya adalah masyarakat merasa bersyukur, berharap hasil panen bisa berhasil dan tetap dibantu doa. Sementara itu, Kepala Desa Pilangsari Supria mengatakan acara Mapag Sri merupakan adat yang telah turun temurun dilaksanakan. Tradisi tersebut merupakan bentuk rasa syukur warga dan berharap agar hasil panen melimpah. Setiap tahun Pilangsari menghasilkan 4.320 ton padi. Kendala yang dihadapi yaitu tidak ada pasokan air ketika musim kemarau. “Tetapi tadi kami merasa senang, mengingat pemkab akan memberikan bantuan pompa besar dan pipa untuk menyedot air dari Sungai Cimanuk,” ujarnya. Pemdes berharap bantuan dari pemkab benar-benar bisa terealisasi sehingga hasil panen bisa terus meningkat dari tahun ke tahun. Di samping itu, pihaknya akan terus menjaga tradisi yang telah diwariskan leluhur. Hal tersebut sebagai upaya untuk menjaga kearifan lokal yang mungkin telah hilang di daerah lain. “Setiap dua kali dalam setahun selalu mengadakan pertunjukan wayang kulit yaitu pada acara mapag sri ketika menyambut musim panen dan munjung di tokoh sesepuh pendiri Desa Pilangsari ini,” imbuhnya. (ono)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: